Melihat Perekonomian Iran di Tengah Memanasnya Perang dengan Israel

Senin, 22 April 2024 | 15:18 WIB
Melihat Perekonomian Iran di Tengah Memanasnya Perang dengan Israel
Ilustrasi serangan rudal dan drone Iran ke Israel. [Akun X @Oyamo00]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Serangan drone milik Israel berhasil membombardir pangkalan udara militer Iran, Isfahan pada Jumat (19/4) lalu. Peristiwa ini semakin menambah ketegangan kedua negara yang berdampak pada seluruh dunia dari segi ekonomi.

Iran adalah salah satu produsen dan eksportir minyak terbesar di dunia. Tentu membuat negara tersebut sangat berperan penting pada perekonomian semua negara.

Sistem perekonomian yang dianut adalah perpaduan ekonomi sentral dengan sumber utamanya minyak. Pemerintah Iran memegang prioritas perusahaan-perusahaan minyak, sedangkan pihak swasta hanya sedikit.

Perekonomian Iran mulai stabil bertumbuh pada dua abad lalu. Hal ini berdasarkan laporan Bank Dunia tahun 2022. Sektor hidrokarbon, jasa, pertanian, manufaktur mampu memberikan aliran dana kas ke Iran.

Baca Juga: Israel Rajin Impor Barang Ini ke Indonesia

Negara dengan panggilan terdahulunya Persia itu, menduduki kursi kedua soal cadangan gas alam, serta kedudukan keempat cadangan minyak mentah. Itulah bagaimana dunia melihat posisi Iran.

Sektor jasa sempat menjadi penyumbang terbesar pendapatan kotor Iran pada abad ke-21. Kemudian disusul sektor pertambangan dan sektor pertanian.

Negara-negara bisnis Iran adalah Cina, Jepang, Korea Selatan, Italia, Perancis, Jerman dan Rusia. Sejak tahun 90-an, Iran mulai bergabung organisasi kerjasama ekonomi dunia.

Minyak Mentah dan Gas Alam

Minyak mentah pertama kali ditemukan di Iran. Semenjak itu, minyak mentah menjadi penompang ekonomi utama bagi Iran.

Baca Juga: Dampak Konflik Iran-Israel ke Perdagangan RI, BPS: Minim!

Iran berhasil menjadi raksasa minyak mentah keempat dunia pada 1970-an. Iran semakin mencecar pengurangan proyek pemeliharaan minyak usai Revolusi Iran pada 1979.

Terjadinya Perang Iran-Iraq pada tahun selanjutnya, membuat berbagai infrastruktur penggalian dan perkilangan jadi rusak. Akhirnya, produksi minyak Iran sempat lesu. Usai perang tersebut selesai, mulai diperbaiki kerusakannya.

Hal tersebut membuat produksi minyak Iran pada 2004 mencapai 1,4 miliar barel dengan keuntungan bersih US$50 miliar. Sedangkan gas alam, kebanyakan dipakai untuk tujuan domestik saja.

Pertambangan

Sektor ini kurang berkembang hanya dengan hasil produksi kurang dari 0,6 persen penghasilan Iran. Berbagai faktor penghambatnya yaitu, kurangnya infrastruktur, kesulitan eksplorasi wilayah dan kurang perhatian dari Iran.

Pertanian

Sektor ini membantu 11 persen pendapatan Iran pada 2004. Dapat dikatakan bila seperempat ekspor Iran berasal dari pertanian. Penyerapan tenaga kerja pertanian pun mencapai 23 persen.

Jasa

Salah satu penyumbang terbesar perekonomian Iran dengan menghasilkan 48 persen pendapatan kotor pada 2004. Bahkan tenaga kerja yang terserap mencapai 44 persen.

Adapun sektor jasa yang digeluti Iran adalah pendidikan, perdagangan, kesehatan dan pariwisata. Dana yang dihasilkan kemudian disalurkan untuk belanja militer, pembayaran gaji pegawai dan pembayaran jasa sosial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI