Suara.com - Pasar saham Indonesia dan kawasan Asia ambyar pada perdagangan hari Jumat (19/4/2024), dampak perang Iran dan Israel yang dibarengi ketegangan di Tumur Tengah.
Seperti yang diketahui, Israel pada hari ini sudah meluncurkan serangan terhadap iran usai sebelumnya Iran melancarkan serangan pembalasan ke Israel pada Sabtu (13/4/2024) lalu.
Hal ini lantas membuat pasar saham bergerak melemah cukup signifikan pada perdagangan Jumat, merespons adanya peningkatan tensi politik yang sedang terjadi di kawasan Timur Tengah.
Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna, mengonfirmasi bahwa bursa saham di kawasan Asia memberikan tanggapan negatif terhadap peningkatan ketegangan politik di Timur Tengah.
Baca Juga: Pejabat Senior AS Sebut Israel Telah Lakukan Serangan Balasan ke Iran
Menurut Nyoman, "Peningkatan eskalasi antara Israel dan Iran direspon negatif oleh bursa-bursa di kawasan Asia, termasuk Indonesia (yang turun 1,82 persen)," ucapnya kepada para awak media di Jakarta pada hari Jumat.
Dari data terbaru yang dimilikinya, ia menegaskan bahwa sejumlah bursa saham di Asia mengalami penurunan cukup mencolok, mulai dari minus 0,40 persen hingga minus 3,31 persen.
"Ada beberapa bursa yang turun lebih dalam dari Indonesia, seperti Filipina (minus 1,71 persen), Vietnam (minus 1,93 persen), Thailand (minus 1,81 persen) dan Jepang (minus 2,54 persen),” jelas Nyoman, dikutip dari Antara.
Hingga sesi perdagangan Jumat (19/04), terlihat penurunan signifikan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 103,70 poin atau 1,45 persen menjadi 7.063,10. Di sisi lain, kelompok 45 saham utama atau Indeks LQ45 turun 16,31 poin atau 1,74 persen menjadi 919,19.
Di pasar saham Asia, hingga pukul 13.05 WIB, terlihat penurunan pada indeks Nikkei (Jepang) sebesar 1.011,30 poin atau 2,66 persen menjadi 37.068,39. Indeks Hang Seng (Hongkong) juga mengalami penurunan sebesar 248,84 poin atau 1,52 persen menjadi 16.132,81.
Baca Juga: Kurs Rupiah Bisa Tembus Rp16.500 per Dolar AS! Erick Thohir Khawatir Dampak Perang Meluas
Namun, indeks Shanghai (China) mengalami kenaikan sebesar 11,72 poin atau 0,38 persen menjadi 3.062,49, sedangkan indeks Straits Times (Singapura) turun 16,83 poin atau 0,53 persen menjadi 3.170,82.
Hal yang sama juga terjadi pada bursa kripto. Harga kripto dengan pasar terbesar, sebagian besar turun signifikan.
Harga Bitcoin bahkan merosot di bawah level US$ 60.000 atau sekitar Rp 972 juta (dengan kurs Rp 16.200) saat perdagangan Jumat.
Menurut laporan dari Reuters pada Jumat (19/4/2024), penurunan harga tersebut terjadi setelah Israel melancarkan serangan rudal ke wilayah Iran.
Bitcoin mengalami penurunan lebih dari 5,5%, turun menjadi US$ 59.961 dalam sesi perdagangan di Asia, seiring dengan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) secara umum. Sementara itu, nilai mata uang kripto Ether juga turun di bawah level US$ 3.000, menjadi US$ 2.895.