Stafsus Erick Thohir: Tak Ada Perintah BUMN Borong Dolar

Achmad Fauzi Suara.Com
Jum'at, 19 April 2024 | 13:51 WIB
Stafsus Erick Thohir: Tak Ada Perintah BUMN Borong Dolar
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga/ist
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga memastikan tidak ada perintah dari Erick Thohir untuk BUMN memborong dolar AS. Hal ini untuk meluruskan banyak pemberitaan, di mana Erick Thohir meminta BUMN memborong dolar AS pada di tengah ketegangan Iran-Israel.

"Jadi Pak Erick tidak pernah, saya tegaskan Pak Erick tidak pernah menyuruh BUMN memborong dolar. Clear itu," ujarnya kepada wartawan, Jumat (19/4/2024).

Menurut Arya, Erick Thohir sebenarnya juga selaras dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengimbau tidak memborong dolar.

Menteri BUMN Erick Thohir/Achmad Fauzi
Menteri BUMN Erick Thohir/Achmad Fauzi

"Jadi tidak benar Pak Erick pernah mendorong BUMN-BUMN untuk memborong dolar, perlu diluruskan," ucap dia.

Baca Juga: Erick Thohir Justru Lagi Happy di Tengah BUMN Indofarma Nunggak Gaji Karyawan

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir meminta BUMN perbankan menjaga secara proporsional porsi kredit yang terdampak oleh volatilitas rupiah, suku bunga, dan harga minyak.

Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar mengoptimalkan pembelian dolar AS dalam jumlah besar dalam waktu singkat.

"Serta melakukan kajian sensitivitas terhadap pembayaran pokok dan atau bunga utang dalam dolar yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat," kata dia.

Selain itu, sambung Erick, BUMN yang berorientasi pasar ekspor seperti Pertambangan MIND ID, perkebunan PTPN bisa memanfaatkan tren kenaikan harga ini untuk memitigasi tergerusnya neraca perdagangan.

Ketua Umum PSSI mengatakan BUMN yang memiliki utang luar negeri atau berencana menerbitkan instrumen dalam dolar AS agar mengkaji opsi hedging untuk meminimalisasi dampak fluktuasi kurs.

Baca Juga: Brantas Abipraya Siap Dukung Penggabungan BUMN Karya

"Seluruh BUMN diharapkan dapat waspada dan awas dengan memantau situasi saat ini, mengingat kemungkinan terjadi kenaikan tingkat suku bunga dalam waktu dekat," pungkas Erick.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI