Suara.com - Serangan balik Israel ke Iran memberikan tekanan yang cukup tinggi bagi pasar keuangan global, termasuk Indonesia.
Jika tidak dihalau dan diantisipasi, arus modal asing bisa-bisa kabur dari Indonesia alias bahasa kerennya terjadi capital outflow besar-besaran.
"Ketika investor menempatkan dananya dari yang tadinya di emerging market ke pasar yang lebih stabil seperti Amerika Serikat maka arus keluar dari modal tentu akan terjadi," kata Peneliti ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf R Manilet dikutip dari Antara, Jumat (19/4/2024).
Salah satu dampak yang bisa muncul adalah nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahan dari periode capital outflow tersebut.
Baca Juga: Kurs Rupiah Bisa Tembus Rp16.500 per Dolar AS! Erick Thohir Khawatir Dampak Perang Meluas
Yusuf menuturkan konflik geopolitik umumnya memberikan sentimen negatif terutama untuk pasar keuangan karena bisa memicu periode ketidakpastian dalam dinamika perekonomian global.
Selain itu, konflik tersebut juga dapat memicu kenaikan harga komoditas yang akan memberikan dampak tidak hanya ke negara-negara emerging market tetapi juga ke negara maju sehingga dapat berimbas pada prospek pertumbuhan ekonomi global.
Kondisi itu menjadi sentimen yang tidak begitu baik terutama bagi psikologi investor di pasar keuangan. Umumnya, para investor akan mencari tempat di mana mereka bisa menempatkan dananya lebih aman dan lebih stabil.