Film Dokumenter Ini Bantu Pekerja Migran Terhindar dari Eksploitasi

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 19 April 2024 | 11:32 WIB
Film Dokumenter Ini Bantu Pekerja Migran Terhindar dari Eksploitasi
Ruang Migran (RUMI) menayangkan film pendek berjudul “Pilihan” pada Jumat, 19 April 2024 di @America Jakarta, Pacific Place Mall Jakarta.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Membuat dan mengedarkan film dokumenter saat ini terutama di sosial media menjadi penting karena banyak kasus yang menimpa pekerja migran Indonesia akibat ketidaktahuan penggunaan media sosial secara bijak. Ruang Migran (RUMI) menayangkan film pendek berjudul “Pilihan” pada Jumat, 19 April 2024 di @America Jakarta, Pacific Place Mall Jakarta.

Film ini diproduksi sebagai salah satu program literasi digital kepada pekerja Migran Indonesia yang tersebar di berbagai negara. Film dokumenter "Pilihan' diproduksi oleh Ruang Migran, sebuah komunitas yang dimotori oleh Noor Huda, Ph.D, yang merupakan mantan wartawan, aktivis sekaligus pembuat film dokumenter yang kini sedang menjadi rekanan peneliti di Nanyang Technological University, Singapura.

Film ini menceritakan kisah Listyowati dan Masyitoh, dua pekerja migran di Singapura. Listyowati, pekerja migran asal Sendangkulon, berjuang dengan realitas pahit pernikahan. Mimpi-mimpinya tentang kehidupan yang lebih baik hancur oleh kekejaman suaminya, meninggalkannya kecewa dan merindukan tujuan hidup, serta perjalanannya berubah drastis ketika ia tersandung atas kekejaman yang terjadi di Timur Tengah.

Terkejut oleh penderitaan anak-anak yang tak bersalah, Listyowati merasa terdorong untuk bertindak. Namun, usahanya yang salah untuk mencari makna membawanya ke jalan berbahaya menuju ekstremisme, sehingga dia ditangkap oleh kepolisian.

Baca Juga: Sebanyak 3.763 WNI Berangkat ke Malaysia Via Pelabuhan Dumai Selama Libur Lebaran

”Film ini menyajikan pilihan-pilihan yang tersedia dengan segala konsekuensinya bagi kehidupan pekerja migran, sehingga baik sekali untuk menjadi pembelajaran,” ujar Noor Huda.

Ani Ema Susanti yang juga menjadi sutradara film ini mengungkap kisah inspiratif di balik pembuatan film ini. Pengalaman Ani Ema sebagai manajer audiovisual di Ruangobrol membawanya bertemu dengan individu yang terlibat dalam jaringan teroris dan pekerja migran yang terjebak dalam jerat eksploitasi.

Melalui lensa yang ditawarkannya, ia menyaksikan transformasi individu-individu ini dari radikalisasi hingga menjadi agen perdamaian. Peraih Piala Citra tahun 2011 ini mengaku pembuatan film ini bertujuan untuk memperkuat suara para pekerja migran dan mengatasi eksploitasi.

Perjalanan Ani Ema dari seorang pekerja migran hingga menjadi seorang advokat memberikan wawasan mendalam tentang perjuangan dan tantangan yang dihadapi oleh jutaan orang di seluruh dunia.

Sebagai seorang kreatif dan pembuat film, Ani Ema menekankan pentingnya kolaborasi dalam mendorong perubahan sosial. Dengan bermitra bersama Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan organisasi-organisasi masyarakat seperti Aisyiah, RUMI berusaha memanfaatkan keahlian dan keterlibatan masyarakat untuk mengatasi akar masalah eksploitasi.

Baca Juga: Cerita Pekerja Migran Indonesia Saat Gempa Guncang Taiwan: Pulau Terbelah Dua

Misi inti RUMI adalah memberdayakan pekerja migran untuk mengarungi lanskap digital dengan bijaksana, mengakui prevalensi penipuan dan disinformasi. Dengan menyediakan platform untuk pendidikan dan advokasi, RUMI bertujuan melindungi pekerja migran dari eksploitasi dan membentuk komunitas ketahanan dan pemberdayaan.

”RUMI dapat menjadi ruang alternatif yang membantu pemerintah dalam mendidik dan memberdayakan pekerja Migran," ujar Noor Huda, seraya menambahkan bahwa masih banyak ruang-ruang kosong dalam pemberdayaan pekerja migran yang dapat diisi oleh komunitas dan lembaga swadaya masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI