Suara.com - Pada Sabtu (13/4), Iran melakukan penyerangan militer ke wilayah Israel. Iran mula-mula meluncurkan serangan dengan menerbangkan 100 drone ke Israel.
Penyerangan ini sebagai balasan atas serangan Israel terhadap konsulatnya di Damaskus pada 1 April 2024. Saat itu tujuh petugas Garda Revolusi ditemukan tewas.
Ali Khamenei adalah tokoh utama dalam serangan tersebut. Dia sudah memimpin Iran sejak 1989.
Selama kepemimpinannya, Ali sangat mengundang kontroversi mulai dari militer, politik luar negeri hingga kekayaannya.
Baca Juga: Erdogan Sebut Benyamin Netanyahu Harus Disalahkan Atas Serangan Iran ke Israel
Berdasarkan hasil investigasi Reuters, Ali punya kekayaan mencapai US$95 miliar atau Rp1.530 triliun pada 2013 lalu.
Kekayaan sebesar itu didapatinya dari Setad-sebuah organisasi terkuat di Iran yang terselubung. Artinya Setad melakukan kegiatannya secara tertutup dan tak diketahui banyak orang.
Setad berdiri lantaran wasiat dari pemimpin pertama Iran, Ayatollah Khomeini pada 1989. Dia menginginkan Iran punya organisasi bidang properti. Keuntungannya diperuntukkan membantu masyarakat miskin dan veteran perang.
Seiring berjalannya waktu, pemimpin Iran lama-kelamaan memakai Setad menjadi gurita bisnis yang besar. Bisnis bukan lagi hanya properti saja, tapi juga sektor industri, keuangan, minyak, telekomunikasi dan lainnya.
Tujuannya tak lain hanya untuk menelurkan bibit konglomerat baru. Setad bahkan tak punya pengawasan. Tak heran jika tak ada yang tahu penggunaan dari hasil keuntungan Setad.
Baca Juga: Presiden Putin Apresiasi Serangan Iran ke Israel: Cara Terbaik Menghukum Agresor
Sampai kini, belum ada bukti kuat yang merujuk Setad digunakan sewenang-wenang oleh Ali.
Salah satu media AS juga menganalisis keberadaan Setad. Keuntungannya yang mencapai US$95 miliar disebut-sebut melebihi 40 persen total ekspor minyak Iran pada 2013.
Otoritas AS pun menyebut bila kekayaan Ali mencapai US$200 miliar atau Rp3.000 triliun yang berasal dari Setad selama 35 tahun.
Berbagai tudingan dari Reuters dan otoritas AS kemudian dibantah oleh otoritas Iran. Setad memang ada dan fokus untuk menyejahterakan rakyat.
Akhirnya salah satu media lokal Iran memberitakan Setad mendapat keuntungan 90 persen untuk kesejahteraan rakyat pada 2014 lalu.