Suara.com - Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati menghadiri International Monetary Fund (IMF) Spring Meetings di Washington, D.C. (District of Columbia), Amerika Serikat.
Ia menyatakan berbicara mengenai kondisi perekonomian global, regional, serta nasional yang berubah begitu cepat dan tidak seimbang untuk beberapa hari mendatang.
Dikutip kantor berita Antara dari rilis resmi, situasi dan kondisi perekonomian tidak seimbang atau menjadi volatil ini disebabkan adanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan berbagai belahan dunia.
Dampaknya sangat besar bagi perekonomian global, baik dari sisi harga komoditas, nilai tukar, tingkat inflasi, hingga suku bunga global.
Baca Juga: 4,7 Juta Kendaraan Padati Tol Astra Infra Selama Libur Lebaran 2024
Kemudian, dalam keynote speech di acara High-Level Event bertajuk "Navigating the Mid-transition Period of the Low-Carbon Shift: The Critical Role of Finance Ministries" di Brookings Institution, Washington, D.C, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa transisi energi menghadapi kompleksitas dalam prosesnya, baik secara politik maupun sosial.
"Transisi energi sangat kompleks dalam prosesnya, utamanya karena harus memprioritaskan prinsip keterjangkauan energi serta keadilan," papar Sri Mulyani Indrawati, sebagaimana telah disampaikannya di acara, kemudian dibagikan rilisnya ke Jakarta pada Rabu (17/3/2024).
dalam konteks ini, Kementerian Keuangan berperan penting menyediakan beragam kerangka kebijakan yang tepat dan mengembangkan lebih banyak instrumen serta kebijakan terkait mekanisme pembiayaan bagi sektor swasta dan filantropi.
Upaya itu yang terus dilakukan oleh Kementerian Keuangan RI.
"Terlebih dengan lebih dari 100 ribu pulau dan 270 juta penduduk, kompleksitas ini menjadi semakin nyata bagi Indonesia. Bagaimana mendesain transisi energi ini, sembari menjaga pertumbuhan dengan rerata lebih dari 5 persen selama hampir dua dekade adalah pelajaran dari Indonesia yang saya bawa ke fora ini," jelas Menkeu Sri Mulyani Indrawati.
Baca Juga: Capai 54 Persen, Pangsa Pasar Mobil Produksi Astra untuk Maret 2024
Ia menambahkan, dalam menghadapi tantangan transisi energi memerlukan kerja bersama yang kuat melalui sinergi kolaborasi baik antara kementerian, pemerintah daerah, sektor swasta, antarpemerintahan, juga dukungan internasional.
"Kami akan terus mengingatkan permasalahan transisi energi ini bukanlah permasalahan perorangan atau satu institusi. Harus diupayakan bersama-sama. Baik di tingkat Indonesia, regional, hingga global," tegas Sri Mulyani Indrawati.