Sedangkan negara-negara di Timur Tengah sebagai pihak pengekspor juga mengalami penurunan pendapatan ekspor. Kedua belah pihak, baik impor mau pun ekspor akan ditagih biaya pengiriman dan penerimaan yang lebih tinggi untuk minyak.
Sebagai alternatif tidak melewati Selat Hormuz, wacana pengiriman minyak antara lain adalah:
Lewat saluran pipa, dengan cara membangun jaringan pipa dari berbagai negara penghasil minyak di Timur Tengah ke negara-negara Asia Timur seperti Tiongkok dan India.
Jaringan pipa bisa menghubungkan Irak ke Laut Mediterania dan Kazakhstan ke Tiongkok, menunjukkan kelayakan pendekatan ini.
Jalur pipa ke arah Barat, dengan cara memperluas jaringan pipa yang sudah ada atau membangun jaringan pipa baru dari Timur Tengah hingga pantai barat Afrika sehingga memungkinkan minyak diangkut ke arah barat melintasi Samudera Atlantik.
Akan tetapi sederet perencanaan pemasangan pipa ini memerlukan investasi infrastruktur yang besar.
Alternatif lainnya adalah pengiriman melintasi Terusan Suez dan Laut Merah.
Meski pun bukan rute baru, peningkatan kapasitas dan efisiensi Terusan Suez memungkinkan lebih banyak minyak diangkut dari Timur Tengah ke Eropa tanpa memerlukan Selat Hormuz.
Sedangkan pembangunan terminal minyak khusus di sepanjang pantai Laut Merah dapat memfasilitasi pemindahan minyak dari jaringan pipa atau kapal tanker ke kapal yang lebih besar untuk diangkut sampai ujung selatan Afrika.
Baca Juga: Perang Iran-Israel Pecah! BEI Ungkap Dampak Buruk ke Saham RI
Apabila jalur laut diganti total dengan cara overland, maka bisa dicoba teknologi kereta api jarak jauh. Trans Eurasia, dari Eropa menuju Asia berpotensi menghubungkan ladang minyak ke pasar Eropa atau Asia tanpa melibatkan Selat Hormuz sama sekali.