Suara.com - Puncak arus Balik Lebaran 2024 diprediksi bakal terjadi pada H+3 atau Minggu (14/4/2024) dan H+4 atau Senin (15/4/2024). Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengimbau masyarakat yang telah pulang kampung agar kembali ke Jakarta lebih awal sebelum puncak tadi.
"Kalau lusa atau Senin tidak janji, karena ini kemungkinan akan padat terutama di jalur darat. Saya anjurkan mudik balik harus besok (Sabtu, 13/4/2024) jangan Minggu atau Senin," imbau Menhub Budi Karya Sumadi.
Dikutip dari kantor berita Antara, ia menyatakan bahwa kebijakan bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) perlu diberlakukan untuk mencegah dampak buruk akibat kepadatan lalu-lintas saat arus Balik Lebaran.
"Saya kemarin sudah rapat bersama Jasamarga, memang pulangnya (arus Balik Lebaran) akan naik dibandingkan keberangkatan. Perlu diantisipasi mencegah dampak buruknya," ungkap Menhub setelah mengecek kesiapan arus balik Lebaran di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (12/4/2024).
Baca Juga: Libur Lebaran 2024: Tingkat Okupansi Hotel di Bali Naik, Dominan Wisnu
Menurut Menhub, kebijakan WFH perlu diberlakukan demi mencegah terjadinya kepadatan lalu-lintas (lalin) kendaraan arus balik di momen yang bersamaan.
"Selama ini kita liburnya sudah banyak. Kalau libur melulu Indonesia tidak produktif, tapi ini hak prerogatif Pak Presiden untuk meluruskan rekomendasi WFH ini," ujar Budi karya Sumadi.
Rekomendasi WFH ini telah didiskusikan oleh pihaknya untuk disampaikan kepada Presiden Joko Widodo. Harapannya, usulan itu bisa disetujui presiden.
"Saya kemarin sudah memutuskan rekomendasi (WFH) bersama Pak Menko dan Kakorlantas," imbuhnya.
Menhub memastikan telah melakukan berbagai langkah dan upaya secara maksimal untuk melayani masyarakat selama angkutan arus mudik maupun balik Lebaran. Meliputi semua lintas moda transportasi.
Baca Juga: Lancarkan Arus Balik Lebaran 2024, Jalan Tol Jogja-Solo Beroperasi Satu Arah
"Secara detail bagaimana mengatasi arus balik itu sudah kita siapkan dengan baik. Kalau di jalur udara atau laut praktis bisa dikendalikan," pungkas Budi Karya Sumadi.