Pelajaran dari Elon Musk: Cara Mengelola Karyawan Cerdas Secara Efektif

Rabu, 10 April 2024 | 15:48 WIB
Pelajaran dari Elon Musk: Cara Mengelola Karyawan Cerdas Secara Efektif
Elon Musk saat peresmian Tesla Gigafactory di Jerman [AFP via ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Elon Musk, lelaki kelahiran Afrika Selatan yang mengantongi izin kerja di Amerika Serikat dan Kanada, ayah dari lima anak, serta memiliki kerajaan bisnis  teknologi dan otomotif ini berbagi tips mengelola anak buah.

Sebagai miliarder teknologi, Elon Musk memangku jabatan CEO untuk perusahaan penyewaan koneksi internet via satelit bernama Starlink, perusahaan luar angkasa SpaceX, sampai industri mobil listrik atau Electric Vehicle (EV) bernama Tesla Incorporation yang memiliki pabrik bernama Tesla Gigafactory. 

Pabrik Tesla Gigafactory tersebar di Fremont, California; Sparks, Nevada; Berlin, Jerman; Shanghai, Tiongkok; Austin, Texas; dan Buffalo, New York.

Tentu saja karyawan yang diurusinya tidak sedikit, meski pun ada sistem delegasi. Di mana supervisor memiliki peran mengarahkan anak buah, tanpa diurus Elon Musk langsung.

Baca Juga: Lebih Dulu dari Presiden, Menteri PUPR dan Keluarga Pindah ke IKN

Toh, seorang Elon Musk tetap paham mengurusi para pegawai, utamanya mereka yang cerdas dan berbakat.

Dikutip dari Fortune, saat ditanya tentang cara mengelola karyawan terbaiknya, Elon Musk memberikan jawaban yang bisa dijadikan wacana bersama.

“Orang cerdas bisa mengelola diri mereka sendiri,” kata lelaki bernama lengkap Elon Reeve Musk itu.

Menurutnya, mereka yang cerdas dan berbakat bisa pergi dan bekerja di mana saja. Termasuk bila ada tawaran yang lebih menarik dan secara semangat lebih mendekati keinginan mereka.

“Jadi, cara untuk membuat mereka bahagia adalah dengan menetapkan tujuan dan membiarkan mereka mencari cara untuk mencapainya,” ungkap Elon Musk.

Baca Juga: Cegah Pembajakan Tenaga Kerja, Elon Musk Naikkan Gaji Pakar AI

Termasuk dalam menyampaikan visi dan misi perusahaan.

“Jadi berkatalah seperti: tujuan yang ingin kami kejar begini, dan inilah yang ingin kami capai. Jika Anda setuju dengan tujuan ini, maka mari kita coba mewujudkannya bersama,'” tandas Elon Musk, seraya menyatakan bahwa ia tetap berhak untuk mempertimbangkan dan mengambil kendali jika diperlukan.

“Sesekali, Anda harus berkata, “Teman-teman, kali ini langkahnya mesti begini, Anda harus percaya kepada saya,” lanjut Elon Musk.

Dalam rangka mengembalikan reputasinya sebagai manajer mikro, ia menambahkan sebenarnya unsur manajemen yang dibutuhkan hanya sedikit.

 “Saya tidak akan menyebutnya manajemen mikro, ini hanya menekankan perhatian terhadap detail,” katanya dalam sebuah wawancara dengan Nicolai Tangen, kepala eksekutif salah satu badan pendanaan di Norwegia, yang disiarkan di situs media sosial Musk, X. 

“Jika Anda mencoba membuat produk yang sempurna, maka perhatian terhadap detail sangatlah penting,” saran Elon Musk.

Meski pun sebagian besar bos yang mengelola berada di sektor mikro manajer tidak menganggap tindakan mereka melanggar otonomi karyawan, mayoritas pekerja mengatakan bahwa mereka memiliki bos yang terlalu terlibat selama karier mereka, demikian temuan survei. 

Elon Musk sendiri berteman baik dengan bos-bos lain yang terkenal suka menuntut anak buah, antara lain seperti mantan CEO Apple Steve Jobs, dan mantan CEO Microsoft Bill Gates.

Biografer Walter Isaacson yang menulis seluk-beluk tentang Elon Musk menggambarkan bahwa sang miliarder ini  terobsesi dengan keputusan-keputusan paling penting perusahaannya.

Antara lain , desain truk tenaga listrik Cybertruck hingga lokasi Twitter menempatkan servernya. 

Elon Musk mengatakan belum membaca buku Walter Isaacson tentang biografinya, namun memberikan gambaran bagaimana ia sanggup menjalankan enam perusahaan selama dua tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI