President University Ambassador Lecture: Dubes Sri Lanka Prof Jayanath Colombage Bahas Ekonomi Biru dalam Kuliah Tamunya

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 04 April 2024 | 12:28 WIB
President University Ambassador Lecture: Dubes Sri Lanka Prof Jayanath Colombage Bahas Ekonomi Biru dalam Kuliah Tamunya
Kuliah tamu bersama Duta Besar Sri Lanka untuk Indonesia dan ASEAN, Admiral Prof. Jayanath Siri Kumara Colombage.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Green Economy vs Blue Economy 

Dalam kuliah tamunya Prof. Jayanath memaparkan, “Sebanyak 71% dari bumi ini adalah lautan. Lalu, 95% isi bumi terdiri dari air yang mewujud dalam berbagai bentuk. Ada berupa sungai, rawa-rawa, danau, atau lautan. Sayangnya selama ini yang kita ketahui hanya daratan.” Lanjut dia, kita sudah sering mendengar istilah Green Economy, tapi kurang mengenal konsep Blue Economy.

“Kurangnya pemahaman seperti inilah yang membuat laut dan sumber daya yang ada di dalamnya semakin terancam. Kita menyaksikan pencemaran laut terjadi di mana-mana. Kapal-kapal membuang limbah dan minyak ke laut. Cara penangkapan ikan sekarang ini juga semakin destruktif dan membuat terumbu karang menjadi rusak. Menyedihkan bahwa generasi muda tidak dapat melihat betapa indahnya laut yang ada di bumi,” paparnya. 

Konsep Blue Economy yang sebenarnya, kata Prof. Jayanath, adalah eksploitasi sumber daya laut secara berkelanjutan. Dan, laut menjanjikan sumber daya yang melimpah untuk bisa dieksploitasi.

“Kita bisa mengembangkan industri pariwisata yang berbasis kelautan. Selama ini kita lebih banyak menikmati keindahan pantai dan permukaan laut, tetapi belum menjelajah sampai ke dasar laut. Padahal, ada banyak keindahan di sana,” ungkapnya.

Ada banyak industri baru yang juga bisa dikembangkan berbasis Blue Economy.

“Misalnya, industri energi baru terbarukan, eksploitasi mineral bawah laut, industri restorasi ekosistem laut, bahkan industri yang berbasis blue technology dan blue biotechnology,” papar Prof. Jayanath.  

Ocean Health, Ocean Wealth 

Meski begitu upaya mengembangkan Blue Economy juga menghadapi tantangan yang tidak ringan. Di antaranya, adanya pengeboran lepas pantai, pelayaran lintas samudera, pembuangan limbah, pembangunan jaringan telekomunikasi, wisata yang hanya berbasis pesisir, dan sebagainya. Ungkap Prof. Jayanath, “Indonesia dan Sri Lanka bisa berkolaborasi, saling berbagi pengalaman, pengetahuan, dan best practices untuk mengatasi tantangan tersebut.” 

Baca Juga: Di Tengah Isu Boikot, McDonald's Sri Lanka Resmi Bangkrut

Apalagi Indonesia dan Sri Lanka memiliki banyak kesamaan. “Baik Indonesia maupun Sri Lanka adalah negara yang terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan, ekonominya juga sangat tergantung pada kelautan, dan sama-sama rawan terhadap ancaman pemanasan global yang berdampak pada naiknya permukaan air laut,” ungkap Prof. Jayanath.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI