Begini Isi Pembicaraan PT Freeport Indonesia dengan Jokowi di Istana Presiden

Achmad Fauzi Suara.Com
Selasa, 02 April 2024 | 08:12 WIB
Begini Isi Pembicaraan PT Freeport Indonesia dengan Jokowi di Istana Presiden
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. [Suara.com/Rakha]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia membeberkan bocoran hasil pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan CEO Freeport McMoRan, Richard Adkerson dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas.

Pertemuan ini berlangsung pada 28 Maret lalu di Istana Presiden Jakarta, di mana Bahlil turut menemani Jokowi.

Dalam pertemuan, Bahlil menyebut, Freeport hanya melaporkan soal persiapan smelter di Gresik, Jawa Timur. Smelter itu ditargetkan berproduksi pada Mei atau Juni tahun 2024 ini.

"Ketemu Freeport kemarin, saya dampingi bapak Presiden, Freeport McMoran dan Freeport Indonesia ketemu Presiden, melaporkan tentang persiapan Smelter di Gresik yang sudah hampir selesai dan Mei Juni sudah bisa berproduksi," ujar Bahlil di Kompleks Parlemen Senayan yang dikutip, Selasa (2/4/2024).

Baca Juga: Menteri Bahlil Pamer Investasi: Pak Jokowi Beri Target Rp1.400 triliun, Kita Realisasikan

Sebagaimana diketahui, rombongan PT Freeport Indonesia serta Freeport MacMoran melakukan pertemuan dengan Jokowi selama 40 menit. Dalam pertemuan itu, Tony Wenas mengakui memang melaporkan soal hilirisasi tambang yang dikerjakan Freeport.

"Jadi kami tadi saya bersama Richard Adkerson dan Kathleen L. Quirk bertemu pak presiden utk menyampaikan perkembangan terkini dari situasi pertambangan di upstream," kata Tony.

Tony menambahkan, perseroan juga membeberkan progres pembangunan smelter Freeport di Gresik Jawa Timur.

"Terutama progres smelter yang mencapai lebih dari 92% dengan harapan bisa selesai Mei dan segera beroperasi pada bulan Juni tahun ini dan nanti akan berproduksi penuh di tahun 2024 ini," imbuh Tony.

Baca Juga: Utang Pemerintah Jokowi Bengkak Lagi, Kini Tembus Rp 8.253 Triliun

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI