Saingi Korupsi Harvey Moeis, Bisnis Pil Koplo di Semarang Cuan Triliunan dalam Seminggu

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 31 Maret 2024 | 10:42 WIB
Saingi Korupsi Harvey Moeis, Bisnis Pil Koplo di Semarang Cuan Triliunan dalam Seminggu
Sebagai Ilustrasi [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus 'perampokan uang negara' yang dilakukan suami Sandra Dewi, Harvey Moeis dan 15 tersangka lainnya belakangan mencuri perhatian karena membuat rugi negara hingga Rp271 triliun.

Diperkirakan, kasus ini akan menjerat banyak nama dan tidak menutup kemungkinan masih ada banyak kasus korupsi yang akan terungkap belakangan.

Saat masyarakat diramaikan dengan mega-korupsi tersebut. Baru-baru ini Deputi 4 Badan Intelijen Negara (BIN) bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga berhasil mengungkap bisnis obat-obatan yang ditengarai memiliki omzet triliunan rupiah dalam sepekan beroperasi.

BIN dan BPOM mengungkapkan, pabrik pembuatan obat terlarang itu berada di Semarang. Merujuk pada penyelidikan awal, bisnis ini memiliki nilai miliaran per harinya, dengan pangsa pasar yang sangat luas.

Baca Juga: Latar Belakang Orang Tua Sandra Dewi, Sempat Tak Beri Restu Anaknya dengan Harvey Moeis

Kapolsek Ngaliyan Semarang, Kompol Indra Romantika pada awal pekan ini mengatakan, tiga blok gudang yang digunakan oleh para tersangka disewa sebagai gudang penyimpanan.

Tim penggerebekan melakukan operasi di tiga gudang yang memproduksi barang-barang ilegal di area industri Candi Ngaliyan, Semarang. Satu dari tiga gudang yang diserbu telah diubah menjadi fasilitas produksi pil koplo lengkap dengan peralatan dari bahan baku hingga mesin produksi dan pengering.

Berdasarkan penyelidikan awal, obat-obatan ilegal seperti pil koplo yang diproduksi meliputi Hexymer, Trihexypenidyl, dan Tramadol merek Alfa Generik.

Pabrik di Semarang ini mampu memproduksi jutaan butir pil koplo dalam seminggu dengan nilai mencapai triliunan rupiah. Produknya dipasarkan di wilayah Jawa, Bali, dan Kalimantan.

Salah seorang penjaga kompleks gudang tersebut, Zaeni mengaku tidak mengetahui adanya aktivitas di gudang dan hanya mengetahui bahwa aktivitas di lokasi hanya saat mobil keluar masuk area terkait.

Baca Juga: Siapa RBS? Diduga Aktor di Balik Korupsi Timah Harvey Moeis dan Helena Lim

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI