Suara.com - PT Pertamina Hulu Energi (PHE), subholding upstream Pertamina menegaskan komitmen untuk mengupayakan semaksimal mungkin dalam menyokong 50–55 persen produksi minyak dalam pemenuhan target 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada 2030.
“Dari PHE akan mengupayakan semaksimal mungkin pada 2030 nanti, porsi kami itu mungkin sekitar 50–55 persen dari produksi yang ditargetkan 1 juta barel tersebut,” ujar Direktur Utama PHE Chalid Said Salim dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu (27/3/2024).
Chalid mengungkapkan harapannya bahwa dengan penerapan chemical enhanced oil recovery (CEOR) di Blok Rokan, produksi minyak dapat meningkat secara signifikan.
Pada tahun 2023, PHE berhasil menyumbangkan sekitar 68 persen dari total produksi minyak nasional, mencapai 415 ribu barel per hari (MBOPD) dari total 606 MBOPD.
Pernyataan ini muncul dalam konteks pembahasan tentang optimisme mencapai target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (BOPD) pada tahun 2030, yang telah menjadi perdebatan sejak Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VII DPR RI dan SKK Migas pada tanggal 13 Maret.
Anggota Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman meminta SKK Migas meninjau kembali target 1 juta barel minyak per hari pada 2030.
Ia menilai pemerintah terlalu optimistis, terlebih dengan capaian lifting minyak pada 2023 yang berada di bawah target.
Atas kritik tersebut, SKK Migas menegaskan bahwa target lifting 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada 2030 tidak berubah.
“Intinya, kalau buat kami adalah ya, tetap target (lifting) 1 juta barrel oil per day (BOPD) itu tidak berubah. Itu harus kita capai,” ujar Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro di Jakarta, Senin (18/3).
Baca Juga: Pabrik Minyak Makan Merah Beri Nilai Tambah ke Petani Sawit