Suara.com - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Joewono menyatakan bahwa ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah tekanan global, seperti yang tercermin dalam inflasi yang tetap terjaga dalam kisaran target.
Doni mengungkapkan apresiasi atas ketahanan ekonomi Indonesia di tengah situasi global yang berat saat ini. Ia menyebutkan bahwa meskipun ada gangguan dalam sisi suplai akibat fragmentasi politik dan ketidakpastian, namun momentum pemulihan ekonomi global masih berlanjut.
Meskipun demikian, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Februari 2024 tetap terkendali di kisaran target 2,5 plus minus satu persen, yang menunjukkan konsistensi kebijakan moneter serta kerjasama yang erat dalam pengendalian inflasi.
Data menunjukkan bahwa inflasi IHK pada Februari 2024 mencapai 2,75 persen year on year (yoy), dengan kontribusi inflasi inti yang rendah sebesar 1,8 persen yoy, dan inflasi harga-harga yang diatur pemerintah yang menurun menjadi 1,67 persen yoy.
Sementara, inflasi volatile food masih menunjukkan peningkatan dan menjadi 8,47 persen yoy. Hal ini juga sebagai akibat dampak fenomena El Nino, faktor musiman dan pergeseran musim tanam yang terutama terjadi pada komoditas beras dan cabe merah.
Ke depan, Bank Indonesia meyakini bahwa inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) 2024 tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus satu persen, dan inflasi inti diperkirakan terjaga.
Inflasi dapat terjaga seiring dengan ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran, kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik, imported inflation yang rendah sejalan dengan stabilnya nilai tukar, serta dampak positif faktor struktural terkait berkembangnya digitalisasi.
Di samping itu, pemerintah terus melakukan langkah-langkah strategis untuk mengendalikan inflasi pada 2024, antara lain menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi pangan untuk memitigasi risiko jangka pendek, termasuk mengantisipasi pergeseran musim panen dan peningkatan permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional seperti Ramadhan dan Idul Fitri.
Pemerintah juga memperkuat ketahanan pangan melalui upaya peningkatan produktivitas dan hilirisasi pangan, serta memperkuat ketersediaan data pasokan pangan untuk mendukung perumusan kebijakan pengendalian inflasi.
Baca Juga: BI Gelar Layanan Penukaran Uang Lebaran, Rp 197,6 Triliun Disiapkan