Suara.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pembangunan rumah tahan gempa sebanyak 3.724 unit hunian tetap (huntap), yang tersebar di Kota Palu, Sulawesi Tengah sebanyak 2.231 unit, Kabupaten Sigi (730 unit) dan Kabupaten Donggala (763 unit). Seluruh fasilitas yang telah dilengkapi dengan sarana sosial serta fasilitas umum ini akan dihuni oleh masyarakat terdampak bencana alam beserta keluarganya di bulan Ramadan ini.
Salah seorang penghuni huntap, Nuralim (32 tahun) mengaku bersyukur sekali bisa mendapatkan hunian yang layak yang bisa dia tinggali bersama keluarga. Menurut ibu dari dua anak yang berasal dari kota Palu tersebut, hunian bantuan pemerintah ini sangat baik karena sudah lengkap dengan fasilitas pendukungnya.
Selain hunian yang layak lokasinya juga berada di kelurahan Petobo, Kota Palu yang merupakan tempat lahirnya. Fasilitas di huntap ini komplit, yang mana satu unit terdapat dua kamar tidur, satu kamar mandi, dan ruang tamu.
Nuralim menceritakan saat terjadinya gempa di Kota Palu, pada 2018, yang menyebabkan rumahnya hancur hingga rata dengan tanah, dan menyebabkan satu anaknya meninggal dunia menjadi korban gempa. Ia tidak pernah menyangka akan bisa tinggal di hunian yang nyaman seperti ini, karena suaminya hanya seorang buruh yang penghasilannya tidak menentu.
“Saya sangat bersyukur mendapat huntap di tempat kelahiran saya di Kelurahan Petobo, Kota Palu. Sebelumnya kami tinggal di hunian sementara (huntara) bersama para korban bencana lainnya. Saya dan keluarga sangat berterimakasih kepada Kementerian PUPR yang sudah memberikan hunian yang layak bagi kami warga terdampak bencana gempa bumi Palu, sehingga bisa membangun kembali kehidupan kami kembali,” ujarnya, saat ditemui di sela-sela kegiatannya di Huntap tahap 3 di Keluaran Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (26/3/2024).
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu penghuni huntap lain bernama Jhoni Yunus. Pria berusia 50 tahun, yang akrab disapa Papauto itu menceritakan kejadian saat gempa silam. Rumah yang dia tinggali saat itu mengalami likuifaksi, sehingga tanah dimana tempat rumahnya berdiri mengalami pergeseran, sehingga rumahnya roboh dan hancur. Pada saat kejadian gempa itu dirinya juga kehilangan anak laki-lakinya yang saat itu berada di sekolah.
“Kami sekeluarga sangat bersyukur dan berterimakasih kepada pemerintah, khususnya Kementerian PUPR yang telah membangun hunian yang layak lagi. Fasilitas berupa saluran air bersih, jalan yang bagus juga membuat dirinya bersama keluarga serta warga terdampak bencana merasa sangat nyaman,” katanya.
Direktur Jenderal Perumahan, Kementerian PUPR Iwan Suprijanto menjelaskan, pembangunan hunian bagi korban bencana dapat terealisasi berkat kolaborasi para pihak termasuk pemerintah daerah dan masyarakat.
“Kami (Kementerian PUPR) telah menyelesaikan pembangunan untuk korban pasca bencana gempa palu guna memberikan dukungan penyediaan hunian layak bagi para korban bencana yang telah kehilangan tempat tinggal. Kami harap di bulan Ramadhan ini mereka bisa menjalankan ibadah dengan tenang di hunian ini,” ujarnya, saat melakukan kunjungan kerja ke Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Baca Juga: Menteri PUPR Minta Pipa Transmisi Sistem Penyediaan Air Minum di IKN Dapat Proteksi Memadai
Berdasarkan data yang dihimpun, pembangunan huntap dilaksanakan oleh satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Tengah Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi II Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR beserta Direktorat Cipta Karya.
Sebanyak 3.724 unit huntap dibangun Kementerian PUPR tersebar di Kota Palu dengan luas lahan 66,2 hektare (ha) dengan jumlah hunian 2.231 unit, Kabupaten Sigi dengan luas lahan 97,46 ha, dengan jumlah hunian 730 unit. Selanjutnya di Kabupaten Dongala dengan luas lahan 16,55 ha, dengan jumlah hunian 763 unit.
Pembangunan huntap di Kota Palu berada di Huntap Duyu (230 unit), Huntap Talise (599 unit), Huntap Mandiri (308 unit), Huntap Balaroa (52 unit). Di Kabupaten Sigi pembangunan Huntap dilaksanakan di Huntap Pombewe (605 unit), Huntap Lambara (62 unit), Huntap Salua (63 unit) dan di Kabupaten Donggala dilaksanakan di Huntap Loli Tasiburi II (32 unit), Huntap Wani (73 unit), Huntap Loli Raya atau Dondo (16 unit) dan Huntap Ganti (17 unit).
Pembangunan huntap dibangun dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dan luas bangunan per unit 38,5 meter persegi. Beberapa fasilitas umum yang telah tersedia antara lain, jalan lingkungan permukiman, drainase, penerangan jalan umum, fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan, ruang terbuka hijau (RTH) atau taman, jaringan air bersih beserta reservoir, sistem pengolahan air limbah domestic terpusat (SPALDT), TPS3R dan kolam retensi.
“Semoga Huntap ini dapat segera dimanfaatkan bukan hanya sebagai tempat pemukiman semata, namun juga berfungsi ganda sebagai sarana penunjang edukasi bagi pengembangan kawasan tangguh bencana dimasa depan dengan kelengkapan sarana pemukiman yang ramah lingkungan. Kami harap, warga bisa ikut menjaga dan merawat Huntap ini dengan baik,” harapnya.