Suara.com - Kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Senin mengalami pelemahan menjadi Rp15.800 per dolar AS, dipengaruhi oleh data ekonomi yang solid dari Amerika Serikat (AS).
Menutup perdagangan hari itu, kurs rupiah tercatat melemah sebanyak 17 poin atau 0,10 persen, dari sebelumnya Rp15.783 per dolar AS.
Rully Nova, seorang analis dari Bank Woori Saudara, menjelaskan bahwa data ekonomi dan tenaga kerja AS yang dirilis pada Jumat minggu sebelumnya menunjukkan tren penguatan.
Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur AS meningkat ke level 52,5, sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi AS dari bank sentral AS atau The Fed naik sebesar 2,4 persen. Selain itu, data klaim pengangguran AS juga menurun menjadi 210 ribu.
Baca Juga: Harga Beras Makin Perkasa, Nilai Tukar Rupiah Loyo
Dikutip dari Antara Federal Reserve atau The Fed mempertahankan kebijakan moneter tak berubah seperti yang diharapkan, mereka condong sedikit dovish karena pernyataan tersebut mengatakan ekonomi Amerika Serikat (AS) tumbuh dan inflasi telah mereda, tetapi masih tinggi.
Pernyataan dovish itu berbunyi takkan ada penurunan suku bunga sampai The Fed lebih yakin inflasi telah dikendalikan. Namun demikian, pernyataan dari The Fed melihat adanya tiga kali penurunan suku bunga pada tahun ini yang lebih menjadi fokus pelaku pasar.
Dari domestik, adanya gugatan pemilu di Mahkamah Konstitusi memberikan ketidakpastian politik dalam negeri.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin merosot ke level Rp15.795 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.773 per dolar AS.
Baca Juga: Harga Beras Buat Nilai Tukar Rupiah Anjlok Terhadap Dolar AS