Profil dan Biodata Bambang Anggono, Pejabat PLN yang Diduga Terjerat Korupsi

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 20 Maret 2024 | 16:31 WIB
Profil dan Biodata Bambang Anggono, Pejabat PLN yang Diduga Terjerat Korupsi
Ilustrasi KPK (kpk.go.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Profil dan biodata General Manager PT PLN Bambang Anggono banyak diburu setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penyidikan kasus dugaan korupsi di tubuh lembaga tersebut. Kasus korupsi itu terkait dengan pekerjaan retrofit sistem sootblowing PLTU Bukit Asam PT PLN Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan Tahun 2017-2022. 

Saat ini Bambang bersama dua orang lain yakni , Manajer Enjiring PT PLN Budi Widi Asmoro, dan Direktur PT Truba Engineering Indonesiapeme, Nehemia Indrajaya sudah berstatus sebagai tersangka. Ketiga tersangka dikenakan pencegahan berpergian ke luar negeri hingga enam bulan ke depan. Status pencegahan ini dapat diperpanjang. 

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri menjelaskan, sistem sootblowing merupakan penggantian komponen suku cadang untuk pendukung dihasilkannya uap pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Kasus ini mengakibatkan kerugian negara mencapai miliaran rupiah.

"Di mana terjadi rekayasa nilai anggaran pengadaan termasuk pemenang lelang sehingga menimbulkan kerugian keuangan negara mencapai miliaran rupiah," kata Ali di gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (19/3/2024).

Baca Juga: Deretan Blunder Menpora Dito: Terseret Suap Rp27 M sampai Ngotot Foto di Antara Juara All England

Profil dan Biodata Bambang Anggono 

Bambang Anggono kini diketahui menjabat sebagai direktur PLN. Kendati demikian, tidak ditemukan data mengenai karier Bambang di instansi pelat merah itu. Pasalnya, nama jajaran direksi tidak tercantum dalam website resmi perusahaan tersebut. PLN juga belum memberikan pernyataan resmi terkait dugaan kasus korupsi yang menyeret nama dua petingginya. 

Sementara itu, PLTU Bukit Asam di Sumatera Selatan kini diketahui telah beroperasi secara komersil. Website resmi PT Bukit Asam memberitakan PLTU yang juga dikenal sebagai PLTU Tanjung Lalang ini menggunakan teknologi super critical yang efisien dan ramah lingkungan.

"Selain itu, PLTU Tanjung Lalang juga menerapkan teknologi Flue Gas Desulfurization (FGD) untuk menekan emisi gas buang. Teknologi FGD ini dapat mengurangi sulfur dioksida dari emisi gas buang pembangkit listrik berbahan bakar batu bara," ujar Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail. 

PLTU MT Sumsel-8 menyuplai listrik ke PLN untuk kepentingan umum dalam Sistem Kelistrikan Sumatera dan membutuhkan batu bara hingga 5,4 juta ton per tahun. Nilai investasi proyek PLTU MT Sumsel-8 mencapai USD 1,68 miliar.

Baca Juga: KPK Ungkap Kasus Korupsi di LPEI Terkait Fraud Kredit Modal Kerja Ekspor

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI