Suara.com - Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP Deddy Yevri Hanteru Sitorus menyemprot Menteri BUMN Erick Thohir soal soal rombak-merombak jajaran direksi dan komisaris BUMN yang dilakukan pada tahun politik.
Deddy bilang perombakkan direksi dan komisaris BUMN syarat kepentingan dan hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu, tanpa memikirkan dampak panjang atas keberlangsungan usaha perusahaan BUMN itu sendiri.
"Apa yang sudah dilakukan selama empat tahun lebih ini tentu juga akan menguap kalau misalnya pejabatnya berganti," kata Deddy dalam Rapat Kerja di DPR RI, Jakarta dikutip Rabu (20/3/2024).
Dirinya meminta aksi yang dilakukan Erick Thohir ini menjadi perhatian serius, dirinya tak menginginkan adanya koboi-koboi baru ditubuh perusahaan BUMN.
Baca Juga: Dicecar DPR Soal Makan Siang Gratis, Sri Mulyani Jelaskan Pakai Mode Alus: Kayak Ngajarin Anak SD
"Ini kan kembali akan banyak bermunculan koboi-koboi baru," ujarnya.
Deddy mengaku paham bahwa pada momentum ini banyak orang yang sibuk mencari 'ranting pohon untuk tempat bergantung'.
"Jadi kalau tidak punya sistem rekrutmen dan pemetaan insan-insan BUMN yang bagus, maupun talent-talent scout dari luar yang punya integritas, saya khawatir nanti ngulang-ngulang lagi kita. Starting from zero lagi ini urusannya," katanya.
Sebelumnya sejumlah relawan pemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka langsung menempati posisi kursi komisaris di sejumlah perusahaan BUMN pada awal tahun ini.
Dia adalah istri dari Komandan Tim Kampanye Nasional Pemilih Muda (TKN Fanta) Prabowo-Gibran Muhammad Arief Rosyid Hasan yakni Siti Zahra Aghnia diangkat menjadi komisaris PT Pertamina Patra Niaga.
Baca Juga: Kawal Demo di Gedung KPU dan DPR RI Jelang Penetapan Hasil Pemilu, TNI-Polri Kerahkan 3.055 Personel
Lalu ada Prabu Revolusi yang merupakan bagian dari tim pemenangan Prabowo-Gibran yang juga diangkat menjadi Komisaris Independen PT Kilang Pertamina Internasional.