BI Rate Diprediksi Bertahan di 6 Persen, Alasannya Bikin Was-was

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 19 Maret 2024 | 11:44 WIB
BI Rate Diprediksi Bertahan di 6 Persen, Alasannya Bikin Was-was
Gubernur BI, Perry Warjiyo (Bloomberg via Getty Images/Bloomberg)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan mempertahankan BI-Rate pada level 6 persen karena terdapat potensi kenaikan inflasi domestik.

"Kami melihat BI masih akan menahan BI rate di level 6 persen karena adanya potensi inflasi yang meningkat karena naiknya harga pangan menjelang puasa dan Lebaran," kata Reny, Selasa (19/3/2024) seperti yang dikutip dari Antara.

Ia mengemukakan bahwa saat ini inflasi diperkirakan akan meningkat seiring dengan momentum bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 2024. Inflasi diperkirakan akan berada dalam kisaran 2,7 persen hingga 2,9 persen secara year on year (yoy).

Sebagai akibatnya, kemungkinan Bank Indonesia (BI) tidak akan menurunkan suku bunga kebijakan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang dijadwalkan pada 19-20 Maret 2024.

Baca Juga: Peredaran Uang 'Banjir' di Januari 2024, Efek Pemilu?

Selain itu, volatilitas nilai tukar rupiah masih cukup tinggi karena adanya tekanan eksternal yang berasal dari kemungkinan penundaan penurunan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Saat ini, pelaku pasar cenderung menunggu dan memantau hasil pertemuan dewan rapat kebijakan bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) atau Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini untuk mendapatkan kepastian mengenai arah kebijakan suku bunga The Fed.

Sebelumnya, dalam RDG BI pada 20-21 Februari 2024, Bank Indonesia telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap pada tingkat 6 persen. Suku bunga fasilitas deposit juga tetap dipertahankan pada tingkat 5,25 persen, sementara suku bunga fasilitas peminjaman tetap berada pada tingkat 6,75 persen.

"Keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil RDG BI Bulan Februari 2024 di Jakarta, Rabu (21/2/2024).

Keputusan tersebut mendukung langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024.

Baca Juga: BI Kembali Tahan Suku Bunga di 6 Persen

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI