Suara.com - Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu tujuan wisata favorit masyarakat saat libur lebaran. Tahun lalu, lebih dari setengah juta wisatawan mengunjungi sejumlah objek wisata Jawa Barat.
Jelang musim libur Idulfitri 1445 Hijriah atau Lebaran 2024, berbagai persiapan telah dilakukan dari segi keamanan, kesehatan, kebersihan, dan kenyamanan.
Sejalan dengan itu, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar talkshow GenPosting (Generasi Positive Thinking) dengan tema “Jelang Liburan Panjang Lebaran: Kesiapan Transportasi dan Destinasi”.
Pada kesempatan ini hadir Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Kominfo, Usman Kansong yang mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan segala persiapan dan perhitungan tanggal mudik guna mencegah penumpukan.
Juga, mengimbau masyarakat untuk mudik menggunakan berbagai opsi angkutan umum dan menghindari penggunaan kendaraan motor/roda dua yang berbahaya untuk perjalanan jarak jauh.
“Lebih baik kita mudik dengan kendaraan umum. Banyak Kementerian dan Lembaga ataupun Pemerintah Daerah yang menyelenggarakan mudik gratis dan pemerintah telah memperbanyak atau menambah perjalanan kereta api,” ajak Usman dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/3/2024).
Selain itu, Usman turut mengajak masyarakat untuk mengakses informasi seputar perjalanan mudik lewat Mudikpedia yang sedang dipersiapkan oleh Kementerian Kominfo.
“Kami akan menerbitkan yang namanya Mudikpedia, berisi segala informasi tentang mudik termasuk kita bisa klik CCTV jalan tol hingga peta-peta lokasi wisata yang biasa dilalui oleh para pemudik,” jelas Usman.
Pada sesi paparan, Kepala Bidang Lalu Lintas Jalan, Dinas Perhubungan Jawa Barat, Agus Pribadi, menyampaikan bahwa persiapan lalu lintas tahun ini menitikberatkan pada pengendalian pergerakan mobilitas masyarakat saat mudik.
Baca Juga: Update Harga Tiket Pesawat Jakarta ke Berbagai Daerah, Naik Tajam Jelang Lebaran
“Berdasarkan evaluasi mudik tahun 2023, volume kendaraan yang menggunakan jalur Pantura (non TOL) lebih tinggi 66% atau sekitar 2,4 juta kendaraan dibanding yang menggunakan TOL Cipali yakni sebanyak 1,2 juta. Ini dikarenakan moda sepeda motor banyak digunakan mencapai 86 persen,” jelas Agus.