Tembus Top 10 Global, BSI Diminta Segera Jajaki Pasar Timur Tengah

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 17 Maret 2024 | 16:27 WIB
Tembus Top 10 Global, BSI Diminta Segera Jajaki Pasar Timur Tengah
Ilustrasi Bank Syariah Indonesia atau BSI. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) diharapkan segera membuka cabang di wilayah Timur Tengah setelah berhasil masuk dalam daftar top 10 bank syariah global.

"Ke depan, ini pasar kita besar sekali, hubungan aktivitas syariah dengan negara-negara di Timur Tengah luar biasa, kita harus bisa membuka cabang di Jeddah, Madinah dan tempat lainnya. Apalagi (jamaah) umroh dan haji (Indonesia) terus meningkat," ujar Jon Erizal, anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Minggu (17/3/2024).

Jon mengatakan bahwa ia telah memperkirakan bahwa bisnis BSI akan tumbuh pesat sehingga dapat menjadi salah satu dari 10 bank syariah terbesar di dunia lebih cepat dari target pemerintah, yaitu pada tahun 2025.

Pencapaian ini merujuk pada penutupan harga saham BSI dengan kode BRIS pada perdagangan Rabu (13/3), di mana kapitalisasi pasar mencapai Rp131,47 triliun atau setara dengan 8,44 miliar dolar AS.

Baca Juga: Merger Bank BTN Syariah dan Muamalat Rampung Sebelum Pemerintahan Jokowi Kelar

Saham BRIS pada Rabu lalu dibuka pada harga Rp2.610 dan ditutup pada Rp2.850 atau naik 9,62 persen. Berdasarkan harga penutupan tersebut, harga saham BRIS naik hingga 63,79 persen sejak awal tahun (year-to-date/ytd) atau naik 114 persen year-on-year (yoy).

Jon mengatakan bahwa BSI memiliki posisi strategis dalam industri keuangan syariah nasional dengan potensi yang besar.

“Pada awal aksi korporasi oleh Kementerian BUMN, saya melihatnya (program tersebut) sangat strategis, karena pasarnya di Indonesia sangat besar," ujarnya, dikutip Suara.com dari Antara.

Menurutnya, apabila bank syariah BUMN tidak dikonsolidasikan dan tetap berjalan sendiri-sendiri, perkembangan keuangan syariah di Indonesia mungkin tidak lebih baik dari Malaysia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Ia menyatakan bahwa penggabungan bank-bank syariah BUMN menjadi BSI memberikan daya tawar yang tinggi, baik di pasar dalam negeri maupun secara global.

Baca Juga: Wujudkan Layanan Berkelanjutan, BSI Resmikan KCP Baru di Telkom Landmark Tower II

"Kalau size (bank syariah) kita kecil, jalan sendiri-sendiri, investor juga mungkin ragu. Setelah digabungkan membentuk BSI kan jadi bisa bicara di tingkat dunia," kata Jon.

Ia pun mengapresiasi jajaran direksi dan komisaris BSI atas prestasi yang dicapai. Ia menilai bahwa penempatan orang-orang kompeten di BSI menjadi faktor penting yang menunjang perusahaan tersebut dalam menciptakan terobosan dengan cepat.

Sebelumnya, Direktur BSI Hery Gunardi menyatakan bahwa BRIS telah menjadi salah satu faktor yang ikut mendorong pertumbuhan positif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari kisaran 7.409,67 hingga mencapai rekor 7.435,81.

Dia menjelaskan bahwa saat ini sektor perbankan tetap menjadi pilihan utama bagi investor domestik dan global di Bursa Efek Indonesia karena kinerjanya yang stabil.

"Ketika terbukti bahwa BRIS memiliki kinerja fundamental yang sangat baik, maka saham BRIS menjadi favorit banyak investor," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI