Data Pinhome Sebut Insentif Pajak Dongkrak Pembelian Properti

Jum'at, 15 Maret 2024 | 19:15 WIB
Data Pinhome Sebut Insentif Pajak Dongkrak Pembelian Properti
Ilustrasi perumahan. [Suara.com/Wawan Kurniawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pinhome, pelopor platform end-to-end properti terbesar di Indonesia meluncurkan Pinhome Indonesia Residential Market Report 2023 & Outlook 2024. Laporan tersebut mengungkapkan dampak program bebas PPN dan kenaikan suku bunga terhadap pertumbuhan properti di tahun 2023 serta prediksi tren properti di 2024.

CEO dan Founder Pinhome, Dayu Dara Permata menjelaskan, Pinhome Indonesia Residential Market Report 2023 & Outlook 2024 merupakan perwujudan komitmen perusahaan untuk menyediakan wawasan yang berharga bagi semua pemangku kepentingan. Laporan ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan berharga untuk calon pemilik rumah, pembuat kebijakan, dan pemain industri dalam menghadapi tantangan kepemilikan rumah di Indonesia. Kedepannya, Pinhome akan terus berinovasi dan bekerjasama dengan berbagai pihak untuk membuka akses kepemilikan properti.

"Bersama-sama, kita dapat mewujudkan mimpi generasi muda Indonesia untuk memiliki properti,” tutur Dayu Dara.

Adapun temuan menarik yang tercantum dalam laporan tersebut adalah sebagai berikut:

Baca Juga: Prabowo-Gibran Ingin Bangun 3 Juta Rumah, Basuki: Program Bagus, Tapi...

Dari analisa data penggunaan platform Pinhome sepanjang 2023, terdapat beberapa temuan menarik seputar tren properti residensial, seperti:

  • Program Bebas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) properti dan pembangunan infrastruktur mendorong pertumbuhan inventori dan permintaan rumah baru. Di akhir 2023, penambahan inventori baru pada proyek perumahan naik hingga dua kali lipat, sementara permintaan akan rumah baru juga naik hingga 27%. Selain itu, mengamati lonjakan permintaan rumah baru di Kabupaten Bogor dipicu oleh pembangunan infrastruktur signifikan, seperti pembangunan jalan tol Serpong-Bogor via Parung.
  • Kenaikan suku bunga sepanjang 2023 telah menggeser permintaan KPR ke tenor cicilan lebih pendek, dan bunga tetap lebih panjang. Permintaan KPR yang paling populer bergeser dari cicilan 16-20 tahun menjadi 11-15 tahun. Pembeli rumah semakin cermat dengan mengambil KPR take over dengan tenor bunga tetap yang lebih panjang, yaitu 5-8 tahun. Selain itu, per Juli 2023, permintaan KPR take over pun naik dua kali lipat.
  • Kota Depok dan Kabupaten Bogor menjadi kawasan dengan pertumbuhan hunian terbesar. Hunian di Depok rata-rata bertumbuh 2.5x setahun belakangan, dan Kabupaten Bogor diprediksi menjadi sentra pertumbuhan hunian di tahun 2024.
  • Tren sewa hunian berkembang di Jakarta, Bandung, dan sekitarnya. Penambahan inventori sewa bertumbuh hingga dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya didorong oleh normalisasi mobilitas dan kebijakan Work From Office (WFO) pasca pandemi.

Sementara itu, Pinhome juga memprediksi beberapa tren prospek pasar residensial untuk 2024:

  • Permintaan properti meningkat di wilayah pariwisata seperti Bali; wilayah dengan pembangunan infrastruktur seperti Sidoarjo, Tangerang, Bandung Barat; dan juga wilayah kawasan industri seperti Jababeka, Karawang, Setu.
  • Pencari properti terus mengupayakan alternatif hunian, sehingga sewa properti akan terus naik dan juga mengalihkan kredit properti.
  • Preferensi pencari properti tetap fokus di area yang bebas banjir dan dekat fasilitas seperti stasiun MRT, rumah sakit, dan kawasan bisnis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI