Bukan Indonesia, Induk Google Hingga Microsoft Investasi Triliunan di Filipina

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 12 Maret 2024 | 12:27 WIB
Bukan Indonesia, Induk Google Hingga Microsoft Investasi Triliunan di Filipina
Ilustrasi Bendera Filipina. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Filipina kabarnya segera mendapatkan kucuran dana investasi dari berbagai perusahaan ternama asal Amerika Serikat. Hal ini terungkap usaiMenteri Perdagangan AS Gina Raimondo enyampaikan misi investasi di Filipina pada Senin (11/3/2024).

Ia mengungkapkan, sejumlah perusahaan dari Amerika Serikat (AS) akan mengumumkan investasi lebih dari US$1 miliar atau lebih dari Rp15 triliun di Filipina.

Diketahui bahwa para delegasi mencakup para eksekutif dari 22 perusahaan, termasuk United Airlines, Alphabet (Google), Visa, KKR Asia Pacific dan Microsoft.

Dikutip dari Reuters, investasi tersebut mencakup pada bidang-bidang seperti energi surya, kendaraan listrik dan digitalisasi. Diketahui pada minggu lalu, United mengatakan akan meluncurkan penerbangan baru dari Tokyo-Narita ke Cebu, Filipina mulai 31 Juli 2024.

Baca Juga: Gagal Bawa Persiraja Promosi ke Liga 1, Nurhidayat Hengkang ke Liga Filipina

Langkah AS untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dengan Filipina sejalan dengan peningkatan kolaborasi dalam hal pertahanan.

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr juga dikabarkan sudah membahas tentang agresi China di Laut China Selatan dan dekat wilayah Taiwan.

Setelah pertemuan dengan Marcos di istana kepresidenan, Raimondo menyampaikan kepada pejabat Filipina bahwa AS berkomitmen untuk memperluas perdagangan dan investasi di Filipina serta di kawasan Indo-Pasifik secara lebih luas.

Dia juga menekankan bahwa AS tidak bermaksud untuk memisahkan diri dari China, tetapi terhalang dalam hal mengakses teknologi canggih dari Amerika Serikat.

Utusan AS itu nantinya juga akan mengunjungi Thailand dalam rangka pertemuan Dewan Ekspor Presiden AS untuk mencari peluang kolaborasi yang bisa memperkuat kerja sama antara kedua negara, terutama di sektor manufaktur dan ketahanan rantai pasokan.

Baca Juga: Cara Menggunakan Google Asisten di Samsung Galaxy Watch

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI