Suara.com - Sejumlah gedung perkantoran di Amerika Serikat (AS) terpantau kosong melompong karena tren kerja jarak jauh.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi pemilik properti yang berisiko mengalami kerugian, terutama yang masih punya utang di bank.
"Akan ada kegagalan bank, tapi ini bukan bank-bank besar," kata Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell Business Times pada Selasa (12/3/2024).
Di San Francisco, Washington, dan bahkan New York, jumlah orang yang bekerja di kantor hanya separuh dibandingkan sebelum pandemi, dan para pekerja kantoran enggan untuk kembali bekerja di kantor.
Perusahaan kredit Fitch Ratings menjelaskan tingkat kekosongan kantor di seluruh negeri telah meningkat menjadi 13,5 persen pada 2023 dari 9,5 persen pada 2019, dan dapat mencapai 16,6 persen pada akhir tahun depan.
Baca Juga: Jam Kerja ASN DKI Jakarta Selama Ramadhan 2024: Masuk Jam 08.00, Pulang Jam 15.00 WIB
"Di banyak kota, kawasan perkantoran di pusat kota sangat sedikit penduduknya," kata Powell.
Pergeseran pola kerja telah menyebabkan sektor real estate komersial kehilangan sepertiga nilainya, dan hal ini dapat menimbulkan dampak yang lebih luas.
"Risiko ini adalah reaksi berantai di mana bank berisiko melihat peminjam mereka mengalami gagal bayar (default) dan sebagai akibatnya, mengalami tekanan pada modal mereka”, kata kepala ekonom EY Gregory Daco.