Harga Bitcoin Diprediksi Tembus US$150.000 pada Pertengahan 2024

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 10 Maret 2024 | 14:07 WIB
Harga Bitcoin Diprediksi Tembus US$150.000 pada Pertengahan 2024
Ilustrasi bitcoin. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bitcoin mencapai harga tertinggi (All Time High/ATH) pada pekan ini di angka US$70.000, melewati rekor sebelumnya yang terjadi pada November 2021.

Setelah menunggu selama 847 hari, kripto terbesar ini akhirnya mencapai puncak siklus sebelumnya dan berpotensi memasuki fase pembentukan harga (price discovery) kembali.

Saat ini adalah momen bersejarah yang tepat untuk membandingkan data dari siklus-siklus Bitcoin sebelumnya. Dengan menganalisis data teknikal dari siklus-siklus sebelumnya, kita dapat membuat perkiraan tentang puncak harga Bitcoin dalam siklus saat ini dan kapan puncak itu akan terjadi.

Bitcoin halving yang akan datang kemungkinan masih akan menjadi faktor penentu dalam siklus pasar kripto yang berlangsung setiap 4 tahun.

Baca Juga: Awas, Harga Bitcoin Bisa Terjun Parah Jika Efek FOMO Mempengaruhi Pasar

Dengan asumsi ini, Jakub Dziadkowiec dalam risetnya melalui Bein Crypto memperkirakan, bull market berikutnya dapat mendorong harga BTC mencapai kisaran US$150.000, yang diperkirakan terjadi antara bulan April hingga Agustus 2025.

Prediksi ini merujuk pada tren Bitcoin yang bermula pada tren kenaikan dari harga US$0,01 dan mencapai puncaknya di US$31,90 pada Juni 2011. Kemudian, harga Bitcoin turun ke titik terendahnya dalam siklus pertama, yaitu US$2,01 pada November 2011.

Awal bull market terjadi setelah halving pertama pada November 2012. Harga Bitcoin melonjak hingga mencapai rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) di US$1.177 pada November 2013.

Dengan demikian, kenaikan harga saat itu mencapai 586 kali lipat. Selanjutnya, terjadi bear market pada tahun 2014, yang mengakibatkan harga BTC turun ke titik terendah makro di US$164 pada Januari 2015.

Selanjutnya, terjadi pemotongan (halving) kedua pada Bitcoin pada bulan Juli 2016. Pemotongan ini mencapai puncaknya dengan harga mencapai US$19.764. Dalam siklus kedua ini, harga BTC meningkat sebanyak 121 kali lipat.

Baca Juga: 3 Penyebab Bitcoin Naik Signifikan, Mampu Tembus Rp1 Miliar?

Bear market berikutnya yang terjadi pada tahun 2018 telah menurunkan Bitcoin ke titik terendahnya sebesar US$3.148 pada bulan Desember 2018. Sementara itu, kenaikan harga setelahnya sempat terhenti akibat kejatuhan pasar yang dipicu oleh pandemi COVID-19 pada Maret 2020.

Disclaimer: Investasi dalam kripto adalah aktivitas yang berpotensi menghasilkan keuntungan besar, namun juga memiliki risiko yang signifikan. Sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi dalam mata uang kripto, penting untuk dipahami bahwa pasar kripto sangat fluktuatif dan bisa mengalami perubahan harga yang drastis dalam waktu singkat. Keuntungan yang besar dapat diperoleh, tetapi demikian juga dengan kerugian yang besar.

Kami tidak memberikan saran investasi atau keuangan, dan informasi yang disediakan hanya untuk tujuan edukasi dan informasi. Segala keputusan investasi adalah tanggung jawab Anda sepenuhnya. Sebelum mengambil keputusan investasi, disarankan untuk berkonsultasi dengan penasihat keuangan atau profesional keuangan lainnya untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan situasi keuangan dan tujuan investasi Anda.

Namun, setelah pemotongan ketiga pada bulan Mei 2020, harga BTC mulai naik secara tajam. Kenaikan ini berakhir dengan pembentukan puncak ganda dan rekor ATH terbaru di US$69.000 yang tercapai pada bulan November 2021. 

Data awal dan paling jelas yang bisa diperoleh dari siklus historis adalah informasi tentang titik terendah dan puncak harga BTC. Puncak siklus ini dapat diperkirakan dengan membandingkan penurunan proporsional antara kisaran harga siklus satu dengan siklus berikutnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI