Industri Udang RI Belum Bikin Petambak Tersenyum

Jum'at, 08 Maret 2024 | 15:21 WIB
Industri Udang RI Belum Bikin Petambak Tersenyum
Shrimp Outlook 2024 (Foto JALA).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Industri udang di RI boleh dibilang adem-adem saja, belum ada gebrakan yang fantastis dari pemerintah untuk menggairahkan bisnis sektor ini. Para petambak pun mengaku belum bisa tersenyum lebar.

Hal tersebut menjadi salah satu isu yang menyeruak dalam acara Shrimp Outlook 2024 yang diadakan oleh perusahaan teknologi akuakultur JALA.

Ketua Shrimp Club Indonesia (SCI) Haris Muhtadi menyampaikan bahwa kondisi industri udang Indonesia memang tidak dalam kondisi yang menyenangkan.

"Tetapi problematika yang dihadapi inilah yang membuat pelaku industri lebih solid dan kompak," kata Haris dalam acara tersebut dikutip Jumat (8/3/2024).

Baca Juga: Cak Imin Hadiri Acara Industri Mebel, Publik: Jadi Tukang Mebel Biar Jadi Presiden

Sementara itu Co-Founder dan CEO JALA Liris Maduningtyas mengatakan saat ini rata-rata produktivitas udang nasional belum begitu maksimal.

"Rata-rata produktivitas tambak udang 2023 ada di 12 ton/ha. Untuk mengusahakan profitabilitas terbaik, petambak direkomendasikan untuk berbudidaya selama 70-80 hari atau 100-110 hari," katanya.

Tak hanya itu dari sudut pandang bisnis, ongkos produksi udang di Indonesia masih cukup tinggi. Petambak harus mengupayakan panen di atas size 100 agar mendapat margin keuntungan yang cukup.

Dia juga menekankan pentingnya meningkatkan penyerapan udang oleh pasar lokal untuk melindungi harga udang Indonesia dari perubahan ekstrem yang diakibatkan oleh ketidakstabilan pasar ekspor.

Ia menambahkan, setiap usaha peningkatan produksi tahun ini harus diiringi dengan keseimbangan lingkungan dan pencatatan data.

Baca Juga: Inovasi Stem Cell Sudah Marak di RI, Amankah?

Dirinya juga menyoroti salah satu tantangan terbesar untuk industri udang Indonesia saat ini adalah dampak dari pasar global yang fluktuatif.

Lilis mengungkap kondisi pasar udang saat ini, terdapat kelebihan pasokan udang di pasar global dan persaingan yang meningkat dari negara-negara seperti Ekuador dan China.

"Upaya untuk meningkatkan daya saing udang Indonesia memerlukan produk udang dengan nilai tambah atau udang masak untuk mencapai harga jual yang lebih baik," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI