Suara.com - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam perputaran ekonomi dan pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan. Ketua Bidang Promosi dan Humas Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Dina Budi Arie menegaskan bahwa perempuan berperan penting dalam pengembangan ekonomi masyarakat.
Salah satunya, lewat UMKM Wastra yang kini tengah didukung untuk semakin berkembang dan berdaya saing.
“Seperti di Sumba Timur, budaya dan usaha tenun ikat banyak dijaga dan dikembangkan oleh perempuan. Apabila pendapatan UMKM perempuan dapat terus dimaksimalkan, Indonesia dapat membuka potensi pendapatan mencapai 428 juta Dolar AS setiap tahunnya,” jelas Dina pada acara Forum Digitalk bertajuk “Izin Usaha Lancar, UMKM Wastra Berdaya Saing” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama dengan Dekranas dan Dekranasda Sumba Timur.
Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary, pada kesempatan yang sama turut menyampaikan tentang dukungan pemerintah untuk mendorong UMKM naik kelas. Kementerian Kominfo bersama Dekranas, Dekranasda, dan Pemerintah Daerah telah melakukan pendampingan pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan forum sosialisasi sertifikasi halal di berbagai kota.
Baca Juga: Ingin Menciptakan Peluang Baru Melalui Social Commerce? Ini Tantangan yang Akan Dihadapi UKM
“Dengan memanfaatkan Online Single Submission (OSS), pelaku UMKM dapat membuat NIB hingga mengurus Sertifikasi Halal dengan mudah dan cepat. Lewat Forum Digitalk hari ini, semoga mampu mendorong keberhasilan Transformasi Digital UMKM,” ujar Septriana.
UMKM Wastra di Sumba Timur turut berkontribusi sebagai roda penggerak ekonomi masyarakat. Sebanyak 1.222 merupakan UMKM wastra tenun ikat dan songket, dari total 3.247 UMKM di Kabupaten Sumba Timur. Banyak desainer ternama yang memasukkan kain tenun Sumba ke dalam koleksi mereka, sehingga semakin mempopulerkan kain tenun ini di dunia fesyen.
Untuk keberlangsungan budaya tenun Sumba, dilakukan beberapa upaya pelestarian dan perlindungan. Ketua Dekranasda Kabupaten Sumba Timur, Merliyati Simanjuntak, menjelaskan adanya upaya dari Dekranasda dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Timur, yakni lewat keluarnya Keputusan Bupati Sumba Timur Nomor 505/DISPARBUD.430/505/X/2018 Tentang Penetapan Jenis-Jenis Motif Kain Tenun Ikat di Kabupaten Sumba Timur.
Merliyati menjelaskan ada wilayah-wilayah sentra produksi seperti Kambera, Kanatang, Rindi, Umalulu, dan Kaliuda yang mengembangkan puluhan motif dan corak tenun ikat Sumba.
“Untuk melindungi tenun Sumba dan mencegah plagiarisme, 50 motif sudah diajukan untuk mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual,” ujar Merliyati.
Baca Juga: Presiden Jokowi Memuji Peran BRI Berdayakan UMKM dalam BRI Microfinance Outlook 2024
Potensi tenun ikat sumba harus terus didorong. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sumba Timur, Yulius Ngenju, mengatakan peluang bisnis tenun ikat Kabupaten Sumba Timur sangat besar dan dapat dikembangkan secara masif. Langkah yang penting dilakukan adalah memastikan terlindung secara hukum melalui Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan izin usaha.
“UMKM tenun ikat harus memiliki NIB yang merupakan identitas legal dari pelaku UMKM, sehingga terdaftar dalam database dan akan mudah dalam melakukan pengembangan usahanya,” ujar Yulius.
Anggota Bidang Promosi dan Humas Dekranas, sekaligus Pemilik Batik Trusmi, Sally Giovanny, turut menyampaikan soal pentingnya melakukan langkah awal untuk mengamankan hak cipta produk dan meningkatkan kepercayaan konsumen.
“Segera daftarkan legalitas perusahaan sebagai tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah plagiasi karya. Serta, mengamankan usaha dan hak cipta produk,” ujar Sally.
Lewat Forum Digitalk, diharapkan semakin banyak pelaku usaha yang menyadari kemudahan mengurus izin usaha dan mengingatkan soal pentingnya melestarikan wastra tenun ikat Sumba sebagai warisan budaya Indonesia.
Selain itu, Forum Digitalk juga merupakan salah satu rangkaian road to HUT Dekranas ke-44, menuju peringatan yang akan digelar pada bulan Mei 2025 di Surakarta, Jawa Tengah.