Mitratel Bukukan Laba Bersih Rp 2,01 Triliun di 2023

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 07 Maret 2024 | 10:24 WIB
Mitratel Bukukan Laba Bersih Rp 2,01 Triliun di 2023
Ilustrasi uang (Freepik/8photo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Strategi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) untuk melanjutkan ekspansi bisnis ekosistem menara secara organik dan inorganik, monetisasi aset menara dan pengelolaan biaya secara lebih efisien, membuahkan hasil positif.

Hal ini tercermin pada pencapaian kinerja perseroan sepanjang tahun 2023 yang dipublikasikan Kamis (7/3/2024). Pertumbuhan pendapatan yang diimbangi dengan pengelolaan biaya yang lebih terukur berdampak pada peningkatan EBITDA Margin dan mengerek laba bersih.

Mitratel berhasil membukukan pendapatan Rp8,59 triliun pada tahun 2023, tumbuh 11,2% dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy). Bisnis penyewaan menara atau tower leasing menjadi penyumbang terbesar senilai Rp7,14 triliun, atau tumbuh 12,0%. Sementara itu, pendapatan dari segmen fiber optic terus berkembang dengan menghasilkan pemasukan Rp207 miliar.

Kenaikan di sisi pendapatan berhasil diimbangi dengan pengelolaan biaya yang lebih efisien. Mitratel berhasil menjaga efektifitas operasional dengan mencatatkan beban operasional Rp4,96 triliun, hanya tumbuh 8,3% atau lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan yang mencapai 11,2%.

Baca Juga: e-Meterai & e-Sign Digital Semakin Terjangkau Melalui Kolaborasi Finnet dan Mitratel

Alhasil, perseroan mampu menghasilkan EBITDA senilai Rp6,92 triliun, melonjak 12,7%. Margin EBITDA pun semakin baik dari 79,5% pada 2022 menjadi 80,5% pada 2023. Sementara itu, laba bersih tumbuh 12,6% dari Rp1,79 triliun menjadi Rp2,01 triliun.

Kinerja keuangan Mitratel yang solid dapat tercapai berkat kinerja operasional yang sangat baik. Pada tahun 2023, Mitratel berhasil menambah 2.596 menara sehingga saat ini memiliki 38.014 menara, dengan membangun menara baru (organik) dan mengakuisisi hampir 2.000 menara.

Dengan kepemilikan sebanyak itu, perseroan terus memantapkan posisinya sebagai raja menara di Asia Tenggara dari sisi jumlah kepemilikan menara.

Mitratel juga dipercaya sebagai salah satu mitra utama dalam pengembangan portofolio fiber untuk memenuhi kebutuhan operator seluler akan jaringan berlatensi rendah seiring dengan perkembangan teknologi 5G.

Hal ini tercermin dari pencapaian Mitratel dalam menambah jangkauan fiber optic sepanjang 15.880 KM selama tahun 2023. Dengan tambahan ini, total panjang fiber optic milik Mitratel mencapai 32.521 KM pada akhir tahun 2023 atau tumbuh sebesar 95,4%.

Baca Juga: RUPSLB Setujui Penunjukkan Yusuf Wibisono Sebagai Komisaris Utama Mitratel

Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko (Teddy) menjelaskan pencapaian tahun 2023 tidak lepas dari ekspansi Mitratel dalam menambah portofolio aset, terutama di luar Jawa. Strategi tersebut sejalan dengan rencana bisnis perusahaan operator seluler yang tengah menggelar ekspansi keluar Jawa, baik untuk memperluas coverage, pangsa pasar hingga meningkatkan kualitas koneksi internet di rural area.

“Di saat yang sama, kami terus mengoptimalkan aset produktif dan memperbanyak penggunaan teknologi digital dalam keseharian bisnis. Strategi ini bukan hanya membuat bisnis model kami semakin efisien, juga meningkatkan loyalitas pelanggan karena kami mampu menawarkan produk dan layanan yang relevan dengan kebutuhan mereka. Kombinasi antara pertumbuhan pendapatan, optimalisasi aset dan pengelolaan biaya membuat EBITDA Margin kami semakin baik,” kata Teddy.

Teddy menjelaskan, Mitratel akan terus memperkuat posisinya sebagai mitra strategis operator seluler dalam melakukan konsolidasi sekaligus membantu mereka ekspansi ke sejumlah wilayah baru pusat pertumbuhan ekonomi.

“Portofolio menara dan fiber kami tersebar merata di seluruh Indonesia. Sebanyak 22.237 menara, atau 58% dari total, berada di luar pulau Jawa. Jaringan infrastruktur yang kami miliki akan memudahkan para operator seluler untuk memperdalam penetrasi pasar dan mengembangkan bisnis, terutama di area rural,” katanya.

Konsolidasi di sektor telekomunikasi, menurut Teddy, akan memberikan dampak positif terhadap industri penunjang, termasuk penyewaan menara dan fiber optic. Dengan persaingan di industri telekomunikasi yang lebih sehat, kinerja keuangan para operator seluler diharapkan akan lebih kuat, sehingga memiliki kapasitas untuk memperluas coverage sekaligus meningkatkan kualitas jaringan.

“Permintaan untuk sewa menara, fiber optic dan layanan penunjang lainnya bakal meningkat sejalan dengan rencana ekspansi, terutama ke wilayah sentra pertumbuhan ekonomi baru di masa mendatang,” katanya.

Di tengah tren konsolidasi, Mitratel terus mencatatkan kenaikan jumlah kolokasi dari 16.588 menjadi 19.395 tenant, atau meningkat 16,9%. Sehingga jumlah tenant juga bertumbuh 10,4% dari 52.006 menjadi 57.409 tenant. Peningkatan ini berdampak pada tenancy ratio dari 1,47x menjadi 1,51x.

“Kontribusi bisnis di luar Jawa tercermin pada pertumbuhan tenant sebesar 12%, lebih tinggi dibandingkan di Jawa yang pertumbuhannya sebesar 9%,” katanya.

Perseroan juga membukukan kenaikan aset sebesar 1,7% menjadi Rp57,01 triliun didorong oleh peningkatan aset tetap, baik dari kegiatan organik maupun inorganik dengan memaksimalkan penggunaan dana IPO. Kinerja operasional dan keuangan yang kuat didukung oleh optimalisasi struktur permodalan dan diversifikasi sumber pendanaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI