Starbucks Boncos Gara-gara Aksi Boikot Israel, Segera PHK Massal Karyawan

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 06 Maret 2024 | 14:40 WIB
Starbucks Boncos Gara-gara Aksi Boikot Israel, Segera PHK Massal Karyawan
Ilustrasi Starbucks Foto oleh Dom J via Pexel
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemegang lisensi Starbucks di wilayah Timur Tengah, berencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap lebih dari 2.000 karyawan.

Keputusan ini diambil karena bisnis mereka mengalami penurunan akibat boikot Israel yang dilakukan oleh sebagian konsumen sebagai dampak dari situasi konflik di Gaza.

Proses PHK ini dijadwalkan akan dimulai pekan depan mendatang, yang akan memengaruhi sekitar 4 persen dari total 50 ribu karyawan yang mereka miliki. Sebagian besar dari mereka adalah karyawan yang bekerja di gerai Starbucks di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara.

Genosida yang dilakukan Israel di Palestina berdampak pada penjualan Starbucks yang turun drastis di Timur Tengah dan Amerika Serikat

Baca Juga: Parah! Menteri Israel Minta 'Hapuskan' Bulan Suci Ramadan

Hal ini mengakibatkan kondisi perdagangan yang sulit bagi perusahaan, yang memaksa mereka untuk melakukan pemutusan hubungan kerja.

AlShaya, operator Starbucks di wilayah tersebut, menyatakan bahwa keputusan ini sangat sulit dan mereka tetap berkomitmen untuk mendukung para karyawan terkena dampak PHK.

Dikutip dari Reuters, AlShaya mengumumkan rencana untuk mengurangi operasi bisnisnya di Mesir pada bulan Januari lalu. Keputusan ini diambil sebagai dampak dari beberapa devaluasi mata uang dan tingginya tingkat inflasi yang telah mempengaruhi penjualan mereka.

Selain itu, ada kabar yang ramai tentang kemungkinan pembelian saham bisnis Starbucks AlShaya oleh firma ekuitas swasta AS, Apollo Global Management Inc.

Kabar ini muncul dalam konteks ketegangan perdagangan yang sedang terjadi akibat boikot banyak merek Barat sebagai respons terhadap tindakan ofensif militer Israel di Jalur Gaza. 

Baca Juga: Muncul Aksi Boikot Produk Kurma Jelang Ramadan, Ternyata Asal Israel? Ini Daftar Lengkapnya

Menanggapi aksi boikot produk Israel yang ramai dilakukan belakangan ini, Starbucks pada Oktober tahun lalu telah menyatakan perusahaan tersebut merupakan organisasi non-politik dan telah menepis rumor akan dukungannya pada pemerintah atau tentara Israel.

Hal serupa juga disampaikan Starbucks Indonesia beberapa saat lalu. Starbucks, termasuk CEO Howard Schultz, telah menegaskan bahwa mereka tidak memberikan dukungan finansial kepada Israel dalam konteks serangan yang terjadi di Jalur Gaza, Palestina.

Perusahaan menyatakan hal tersebut secara resmi di laman mereka, menegaskan bahwa baik Starbucks maupun Howard Schultz sendiri tidak memberikan dukungan finansial kepada pemerintah Israel atau Angkatan Darat Israel dalam bentuk apapun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI