Suara.com - Pemerintah berencana mendatangkan pasokan beras dari luar negeri untuk mengguyur pasar-pasar. Hal ini setelah, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberikan izin kepada Perum Bulog untuk melakukan impor beras sebanyak 1,6 juta ton.
Pasokan beras yang diimpor ini merupakan pelengkap izin yang telah ditetapkan kuotanya sebanyak 2 juta ton pada awal tahun ini.
"Kami sudah menerbitkan persetujuan impor, pertama 2 juta ton tahun 2024, dan ada tambahan 1,6 juta ton persetujuan impor sudah diterbitkan," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Isy Karim dalam Rakor pangan di Jakarta, Senin (4/3/2024).
Isy melanjutkan, stok beras 500 ribu yang masuk dalam impor kloter pertama sudah masuk pada bulang Januari dan Februari 2024 lalu.
Baca Juga: DPR Mau Panggil Kemenkop Hingga TikTok Shop Soal Pelanggaran Permendag 31
"Dari laporan Perum Bulog, realisasinya sudah lebih dari 500.000 ton pada triwulan pertama ini," jelas dia.
Menurut Isy, stok beras yang masuk itu untuk memperkuat pasokan cadangan beras pemerintah (CBP). Sebab, CBP saat ini telah digunakan sebagai intervensi pasar untuk meredam kenaikan harga beras.
Dia melihat, kenaikan harga beras masih terjadi di pasar-pasar tradisional. Namun, harga beras sudah berangsur turun di Pasar induk.
"Pasar induk sudah mengalami penurunan tapi belum merambat ke pasar tradisional. Beras premium memang belum terjadi penurunan, ada kenaikan, tapi kenaikannya tidak setinggi minggu lalu," pungkas dia.
Baca Juga: Kemendag Patok Harga MinyaKita Masih Rp 14.000/Liter Selama Ramadan-Lebaran