Hunian Vertikal Diharapkan Kurangi Backlog Rumah yang Tembus 1,2 Juta Unit

Senin, 04 Maret 2024 | 17:08 WIB
Hunian Vertikal Diharapkan Kurangi Backlog Rumah yang Tembus 1,2 Juta Unit
Ilustrasi. Sebuah data mengungkapkan bahwa hingga akhir 2023, Indonesia masih mengalami backlog (krisis perumahan) sebanyak lebih dari 12 juta unit.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah data mengungkapkan bahwa hingga akhir 2023, Indonesia masih mengalami backlog (krisis perumahan) sebanyak lebih dari 12 juta unit.

Makin terbatasnya lahan di kota-kota besar dan faktor seperti inflasi membuat harga rumah makin tidak terjangkau oleh kalangan menengah kebawah.

Sehingga hunian vertikal menjadi alternatif untuk mengatasi krisis hunian di kota yang padat penduduk.

Tahun 2023, Kementerian PUPR melaporkan capaian program Satu Juta Rumah yang dicanangkan pemerintah pada 2015 mencapai lebih dari 1,2 juta unit.

Baca Juga: Terciduk Ucapkan Ini, Adab Luna Maya saat Masuk ke Rumah Jadi Perbincangan Netizen

Untuk itu JOTUN, perusahaan cat bekerjasama dengan Direktorat Perencanaan Teknis Rumah Susun Direktorat Jenderal Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan menyelenggarakan Sayembara Desain Purwa Rupa Rumah Susun Berkepadatan Tinggi di Indonesia dalam rangka mendukung program pengembangan perumahan dan memenuhi kebutuhan perumahan di kawasan kota atau ibu kota provinsi.

“Sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan ruang dan tanah, JOTUN menginisiasi kegiatan sayembara yang diharapkan dapat memperoleh ide dan gagasan desain yang inovatif untuk rumah susun 6 lantai yang efektif, murah, mudah dibangun, sekaligus menciptakan suasana yang tepat melalui warna dan tekstur untuk ruang tinggal yang atraktif dan nyaman,” ujar Juwita, General Sales Manager Decorative Project PT Jotun Indonesia dikutip Senin (4/3/2024).

Peserta diharapkan dapat merumuskan formulasi dan program ruang yang efektif dan menarik, dengan mempertimbangkan aspek efisiensi, biaya pembangunan, serta suasana yang nyaman melalui penggunaan warna dan tekstur yang tepat. Selain itu, penilaian juga akan mencakup konteks keterhubungan bangunan rumah susun dengan lingkungan sekitar dan interaksi sosial dengan bangunan lain, serta keterhubungan bangunan rumah susun dengan sistem transportasi umum/daring.

Sayembara ini melibatkan para juri yang terdiri dari para ahli di bidang arsitektur dan desain, antara lain Achmad Noerzaman IAI, Principal of Arkonin, perusahaan konsultan desain dan engineering ; Soko Setyo ST, Design & Color Consultant Jotun Indonesia; Dr. Yuri Hermawan Prasetyo, S.T., M.T., Kepala Sub Direktorat Perencanaan Teknis Rumah Susun Direktorat Jenderal Perumahan; dan Ar. Larasati Wijaya, S.T., M.Sc., IAI, Wakil Sekretaris Jenderal II, Ikatan Arsitek Indonesia.

Pendaftaran dan pengumpulan karya dibuka hingga 31 Maret 2024, dengan penjurian tertutup dan terbuka yang akan dilaksanakan pada bulan April 2024.

Baca Juga: Digadang-gadang Jadi Ibu Menteri, OOTD Liburan Nagita Slavina Bisa Dapat Rumah Subsidi

“Tentunya harapan kami melalui sayembara ini semangat dalam berkarya sekaligus membantu pemerintah dalam mewujudkan rumah susun yang terjangkau, baik dari sisi harga maupun lokasi,” pungkas Juwita.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI