Suara.com - Menteri BUMN, Erick Thohir menyebut PT Pupuk Indonesia (Persero) bisa menjadi perusahaan terintegrasi di sektor petrokimia. Hal ini setelah pabrik Kaltim Ammonium Nitrat (KAN) telah resmi beroperasi.
Menurut Erick, dengan kehadiran pabrik tersebut, RI memiliki industri petrokimia mulai dari hulu hingga hilir.
"Kedepan perusahaan pupuk ini harus menjadi sebuah perusahaan petrochemical terintegrasi. Bagaimana nanti downstream (hilirisasi, Red) dari petrochemical ini bisa dirasakan secara menyeluruh untuk bangsa dan negara," ujar Erick seperti yang dikutip, Jumat (1/3/2024).
Pabrik KAN ini merupakan hasil kolaborasi antara Pupuk Indonesia melalui anak usahanya yakni PT Pupuk Kalimantan Timur dengan PT Dahana.
Erick Thohir menambahkan, pabrik ini nanti dapat meningkatkan kapasitas produksi ammonium nitrat dalam negeri yang saat ini banyak dibutuhkan oleh industri nasional.
Sebagai informasi, saat beroperasi penuh pabrik KAN memiliki kapasitas produksi hingga 75.000 metrik ton ammonium nitrat dan 60.000 metrik ton asam nitrat per tahun.
Dengan jumlah kapasitas tersebut, pabrik ini diharapkan dapat memenuhi sebagian total kebutuhan ammonium nitrat dalam negeri yang diperkirakan mencapai 580.000 metrik ton pada 2024.
Oleh karena itu, pengoperasian pabrik ini dapat mengurangi impor ammonium nitrat nasional, dari sebelumnya 21 persen menjadi 8 persen. Angka tersebut sama dengan menghemat devisa negara sampai USD 52,5 juta per tahun.
"Belum nanti turunan dari asam nitrat yang juga bisa dikembangkan untuk industri pertahanan dan industri pupuk sendiri," imbuh dia.
Baca Juga: Begini Alasan Erick Thohir Tunjuk Siti Zahra dan Prabu Revolusi Jadi Komisaris Anak Usaha Pertamina
Lebih lanjut, Erick Thohir bilang, Indonesia sebagai negara besar harus mandiri, salah satunya dengan terus mengoptimalkan hilirisasi.