Ketika Lembaga Negara Soroti Kenaikan Harga Makanan di Warteg

Jum'at, 01 Maret 2024 | 16:45 WIB
Ketika Lembaga Negara Soroti Kenaikan Harga Makanan di Warteg
Ilustrasi. Badan Pusat Statistik (BPS) ternyata ikut merekam data harga makanan di warung tegal atau yang populer disebut warteg.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) ternyata ikut merekam data harga makanan di warung tegal atau yang populer disebut warteg.

Lembaga Negara tersebut mengungkapkan harga makanan di warteg ikut mengalami kenaikan karena mahalnya harga beras akhir-akhir ini.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengatakan kondisi ini pun lantas mempengaruhi laju inflasi.

"Harga makanan di warteg yang dapat digambarkan oleh komoditas nasi dengan lauk pauk. Jadi, ketika kita makan di manapun juga, tidak hanya di warteg, itu dengan komoditas namanya nasi dengan lauk pauk," kata Habibullah dalam konfrensi persnya Jumat (1/3/2024).

Baca Juga: Dedi Mulyadi Panen Hujatan, Ambu Anne Lagi Bahagia: Nunduk ke Bawah Itu Perlu

"Tercatat mengalami kenaikan (harga makanan di warteg), jadi kita turut mendata juga, ini naik sebesar 0,30 persen. Jadi, ada andil inflasinya signifikan, yaitu 0,01 persen," sambung Habibullah.

BPS sendiri mencatat laju inflasi Indonesia pada bulan Februari 2024 melesat tinggi hingga menyentuh 2,75 persen secara year on year (yoy).

Adapun tingkat inflasi month to month (m-to-m) Februari 2024 sebesar 0,37 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Februari 2024 sebesar 0,41 persen.

Sedangkan untuk tingkat inflasi y-on-y komponen inti Februari 2024 tercatat sebesar 1,68 persen, inflasi m-to-m sebesar 0,14 persen, dan inflasi y-to-d sebesar 0,34 persen.

Kenaikan harga beras akhir-akhir ini hingga menyentuh rekor tertinggi menjadi pemicu utamanya.

Baca Juga: Harga Beras Sengat Inflasi, Februari 2024 Tembus 2,75 Persen

"Komoditas beras memberikan andil inflasi terbesar baik secara month to month, year to date, dan year to year," katanya.

Secara rinci inflasi provinsi y-on-y tertinggi terjadi di Provinsi Papua Selatan sebesar 4,61 persen dengan IHK sebesar 106,70 dan terendah terjadi di Provinsi Papua Barat Daya sebesar 1,81 persen dengan IHK sebesar 103,44.

Sedangkan inflasi kabupaten/kota y-on-y tertinggi terjadi di Kab Minahasa Selatan sebesar 6,06 persen dengan IHK sebesar 107,25 dan terendah terjadi di Kab Belitung Timur sebesar 0,25 persen dengan IHK sebesar 103,48.

Habibullah mengungkapkan hampir seluruh provinsi di Indonesia mengalami kenaikan harga beras.

"Kenaikan harga beras terjadi pada 37 provinsi di Indonesia dan hanya 1 yang mengalami penurunan. Kenaikan harga beras ini memang terjadi pada semua rantai distribusi," papar Habibullah.

Berdasarkan indeks kelompok pengeluaran, kelompok makanan, minuman dan tembakau menyumbang paling besar dengan 6,36 persen.

Kelompok pakaian dan alas kaki menyumbang sebesar 0,90 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,57 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,13 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,95 persen, kelompok transportasi sebesar 1,40 persen. Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,68 persen.

Kelompok pendidikan sebesar 1,55 persen; kelompok penyediaan mak anan dan minuman/restoran sebesar 2,38 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,09 persen.

Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,13 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI