Suara.com - Untuk Anda yang berada di dunia kripto, tentu paham benar fenomena kenaikan harga BTC atau Bitcoin yang meningkat drastis belakangan ini. Per tanggal 28 Februari 2024 lalu, harganya sudah melebihi Rp900.000.000. Dirangkum dari berbagai sumber, ini 3 penyebab BTC naik signifikan belakangan ini.
Istilah ‘to the moon’, awam digunakan untuk menunjukkan harga aset kripto yang terus meningkat. Bitcoin jadi salah satu yang paling besar dan bernilai paling tinggi, bahkan sebelum peningkatan harganya yang drastis dalam beberapa waktu terakhir.
1. Sentimen Positif ETF Bitcoin Spot
Pemerintah Amerika Serikat lewat Komisi Sekuritas dan Bursa menyetujui Exchange-Traded Fund berbasis Bitcoin pada Rabu, 10 Januari 2024 lalu. Hal ini secara valid menyatakan restu pemerintah AS pada ETF Bitcoin, yang sudah lama dinantikan banyak penggunanya.
ETC Bitcoin Spot ini adalah kumpulan aset yang akan berfungsi sebagai reksa dana. Pada dasarnya, ETF akan berisi portofolio saham, obligasi, atau komoditas tertentu. Namun dengan disahkannya aturan tersebut ETF dapat diisi dengan aset kripto seperti Bitcoin, Etherium, dan altcoin lain.
Setidaknya terdapat 11 instrumen ETF Bitcoin Spot yang disetujui oleh komisi tersebut dan resmi diperdagangkan sejak bulan Januari 2024 lalu.
2. Menjelang Halving Day di April 2024
Penyebab kedua yang diduga menyebabkan harg Bitcoin meningkat adalah agenda halving yang akan terjadi di bulan April mendatang. Halving sendiri adalah peristiwa empat tahunan, yakni ketika imbalan untuk menambang blok baru di blockchain dipotong setengahnya.
Kondisi saat ini, setiap blok akan memuat 6,25 BTC. Namun setelah halvin nanti, jumlahnya akan berkurang ke angka 3,125 BTC per blok. Halvin sendiri dilakukan untuk membatasi pasokan dan menekan nilai inflasi BTC yang ada di pasar.
Baca Juga: Awal Tahun, Pendapatan Negara dari Kripto Tembus Rp39,13 Miliar
Nilai tertinggi setelah halvin terjadi pada tahun 2020 lalu, yakni mencapai US$69,000. Kira-kira, berapa nilai BTC setelah halving tahun ini ya?