Suara.com - CEO Indodax, Oscar Darmawan memperkirakan harga aset kripto Bitcoin akan terus melesat. Kenaikan harga Bitcoin, bilang dia, karena adanya momen Halving di 2024.
Oscar menjelaskan, momen halving adalah momen di mana ada perubahan suplai aset kripto, tetapi permintaan aset kripto bertambah yang membuat harga ikut merangkak naik.
Untuk diketahui, harga Bitcoin terus mengalami tren kenaikan dengan harga 55 rribu dolar As atau setara Rp 861 juta.
"Kami percaya Halving membawa kenaikan harga biasanya 2-3 kali lipat, bahkan 5 kali lipat pada 2013. Halving tahun ini, bisa mencapai 2 kali lipat atau lebih," ujarnya saat ditemui di Jakarta yang dikutip, Rabu (28/2/2024).
Baca Juga: Survei Indodax: Mayoritas orang Indonesia Pilih Kripto Sebagai Aset Investasi
Apalagi, lanjut Oscar, perkembangan aset kripto terutama Bitcoin di dalam negeri sangat pesat. Ditambah, dengan adanya paslon capres-cawapres yang mendukung kehadiran dari Bitcoin.
Baca Juga
Prabowo Belum Resmi Jadi Presiden, Program Makan Siang Gratis Siap Berjalan di Daerah Ini
"Kalo kita lihat dari tahun politik ini terjadi, kita bisa melihat bagaimana yang sepertinya wakil presiden terpilih kan juga menyinggung masalah kripto, ini berarti suatu hal yang positif. Karena itu pertanda bahwa kripto itu mendapatkan perhatian dari pemerintah dan dari capres-cawapres terpilih," kata dia.
Maka dari itu, Oscar melihat, Indodax tidak berpuas diri dengan hasil perkembangan aset kripto di dalam negeri. Menurut dia, Indodax akan terus berinovasi untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi penggunan.
"Oleh karena itu, kita berusaha memberikan berbagai inovasi di bidang platform kripto, bukan cuma dalam hal pelayanan tapi juga kita memberikan fitur-fitur yang makin luar biasa. Ditunggu aja, akan banyak gebrakan dari Indodax," ucap dia.
Baca Juga: Optimalkan Pelayanan, Indodax Buka Kantor Baru di Pondok Indah
Semeentara, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Tirta Karma Senjaya menambahkan, meski masa momen halving sentimen global tetap pengaruhi harga Bitcoin. Misalnya, kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat hingga regulasi terbaru soal aset kripto.
"Kripto sifatnya global karena sumbernya global dan pergerakannya global. Jadi istilahnya harga referensi harga global, tidak ada pedagang yang menawarkan harga sendiri," pungkas Tirta.