Di Bawah Kendali Erick Thohir, Ini Daftar Emiten BUMN yang Paling Berdarah-darah di 2023

Rabu, 28 Februari 2024 | 11:54 WIB
Di Bawah Kendali Erick Thohir, Ini Daftar Emiten BUMN yang Paling Berdarah-darah di 2023
Menteri BUMN Erick Thohir sangat berkeinginan kuat agar perusahaan milik pemerintah ini mampu memberikan manfaat dividen kepada negara. (Foto Achmad Fauzi/Suara.com).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keinginan Kementerian BUMN untuk memacu kinerja perusahaan pelat merah tampaknya tidak mudah seperti membolak-balikan telapak tangan.

Padahal Menteri BUMN Erick Thohir sangat berkeinginan kuat agar perusahaan milik pemerintah ini mampu memberikan manfaat dividen kepada negara melebihi realisasi setoran tahun buku 2022 sebesar Rp80 triliun.

Hambatan utamanya karena masih ada sejumlah perusahaan BUMN yang mengalami kerugian yang cukup besar, perusahaan ini rata-rata bergerak sektor pembangunan infrastruktur atau BUMN Karya.

Rata-rata pula BUMN yang rugi ini telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga menjadi sentimen negatif bagi investor publik.

Lantas emiten BUMN apa saja yang masih mencatatkan kerugian pada 2023 lalu?

1. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)

Berdasarkan laporan keuangan WIKA hingga Kuartal III 2023, WIKA menjadi emiten pelat merah yang mengalami kerugian terbesar. Total WIKA membukukan kerugian Rp5,8 triliun, angka ini bengkak hampir 209 kali dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp27,96 miliar.

WIKA juga harus menghadapi proses gagal bayar SUKUK yang ia terbitkan, kondisi ini membuat saham WIKA berkali-kali kena suspensi BEI.

2. PT Waskita Karya Tbk (WSKT)

Baca Juga: Deretan Saham yang Bakal Ketiban 'Durian Runtuh' dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Nasib yang sama juga dialami WSKT, emiten kontruksi ini setali tiga uang dengan WIKA. Perusahaan hingga Kuartal III 2023 harus menanggung rugi hingga Rp4,7 triliun. WSKT juga harus mengalami gagal bayar surat utang yang diterbitkan hingga sahamnya kena gembok otoritas BEI.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI