Suara.com - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) masih berada di zona merah dalam perdagangan Senin (26/2/2024), dengan harga saham yang mencatatkan penurunan terbesar dalam lebih dari 13 tahun, sejak Januari 2011.
Saham UNVR turun 3,35% menjadi Rp2.600 per saham. Sepanjang hari, harga saham Unilever bergerak antara Rp2.690 hingga Rp2.600 per saham.
Kapitalisasi pasar saat ini hanya Rp99,19 triliun, menurun drastis dari awal tahun yang mencapai Rp134,67 triliun.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia, saham UNVR diperdagangkan sebanyak 4.570 kali dengan volume mencapai 13,28 juta saham, dan nilai transaksinya mencapai Rp34,91 miliar.
Saham UNVR juga telah mengalami koreksi sebesar 18,75% dalam satu bulan terakhir. Sejak awal tahun, saham Unilever Indonesia mengalami penurunan hingga 26,35%.
Salah satu alasan penurunan saham UNVR yang signifikan adalah dampak langsung dari fundamental perusahaan yang buruk dan sentimen negatif di pasar terhadap perusahaan tersebut.
UNVR mencatatkan kinerja yang mengecewakan sepanjang tahun lalu, dengan penjualan Unilever yang turun sebesar 6,1% year-on-year (yoy), jauh di bawah estimasi dan konsensus pasar.
Penurunan kinerja UNVR tidak lepas aksi boikot produk Israel yang menggema sejak serangan Israel di Palestina. Genosida yang dilakukan Israel hingga kini diperkirakan membuat hampir 30.000 orang meninggal dunia. Mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan.
disebabkan oleh kampanye boikot produk yang dipicu oleh eskalasi geopolitik terkait konflik Israel-Palestina, yang diperkuat oleh Fatwa MUI.
Baca Juga: Gibran Rakabuming Dirujak Warganet Gara-Gara Terciduk Kosumsi Produk Pro Israel
Berdasarkan data yang dikutip dari RTI, valuasi saham UNVR tergolong tinggi, dengan Price to Earnings Ratio (PER) saat ini mencapai 20,6 kali, Price to Book Value (PBV) sebesar 29,34 kali, Price to Sales (P/S) hanya 2,6 kali, dan Earnings Per Share (EPS) hanya Rp126 per saham.
Berdasarkan fundamental perusahaan dan boikot produk, Analis Panin Sekuritas, Andhika Audrey, merekomendasikan untuk tetap memegang saham UNVR. Namun, ia menurunkan target harga menjadi Rp3.000 per saham dari sebelumnya Rp3.800 per saham.
Sentimen negatif ini juga berdampak pada penjualan domestik UNVR di Kuartal IV-2023, yang turun hingga mencapai dua digit, yakni 15,3% quarter-on-quarter (qoq).