Suara.com - Sebelum Toshiba dinyatakan bangkrut, perusahaan Jepang itu sempat menduduki era kejayaannya. Diketahui, Toshiba pernah terdaftar dalam Bursa Efek Tokyo selama kurang lebih 74 tahun. Bahkan, perusahaan raksasa itu juga pernah masuk dalam indeks Nikkei.
Hampir setiap generasi pasti sudah tak asing dengan merek raksasa elektronik ini. Mulai dari televisi, komputer, laptop hingga speaker buatan perusahaan yang berdiri sejak 1875 tersebut mengisi rumah, sekolah hingga perkantoran. Akan tetapi, tampaknya generasi selanjutnya tak bisa lagi menggunakan produk terbaru Toshiba karena sudah bangkrut.
Lalu apa sih penyebab Toshiba bangkrut hingga dikabrakan hengkang dari bursa hasam? Simak selengkapnya dalam uraian berikut.
Penyebab Toshiba Bangkrut
Baca Juga: Saham Keluarga Prabowo WIRG Masih Terbang Pasca Menang Quick Count Pilpres
Mengutip dari situs web BBC, yang dirilis pada 20 Desember 2023, awal kebangkrutan Toshiba dimulai saat terungkapnya malapraktik akuntansi di beberapa divisi pada tahun 2015 lalu. Skandal itu pun turut menyeret sejumlah nama besar pejabat teras perusahaan.
Bahkan menurut laporan, Toshiba telah melebih-lebihkan nilai keuntungan mencapai $1,59 miliar (£1,25 miliar) kurang lebih selama tujuh tahun. Dari situ kemudian, ditemukan ketidakcocokan akuntansi di perusahaan sekitar tahun 2020.
Adapun dugaan lainnya yang menyebabkan jatuhnya perusahaan raksasa asal Jepang ini adalah terkait tata kelola dan cara pengambilan keputusan oleh para pemegang saham. Pada tahun 2020 lantas dilakukan investigasi.
Hasilnya, Toshiba diduga kuat telaj berkolusi dengan Kementerian Perdagangan Jepang. Disebutkan jika Kementerian itu telah memanfaatkan Toshiba sebagai aset yang strategis negara untuk menekan berbagai kepentingan investor asing. Jauh sebelum itu, Toshiba juga pernah berselisih pendapat dengan perusahaan asal Amerika Serikat, bernama Westinghouse Electric, pada 2016.
Dari kejadian itu, Toshiba pun sempat berjanji akan menyelesaikan pembelian senilai miliaran dolar terkait pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir oleh koleganha itu. Akan tetapi pada akhirnya, Westinghouse Electric memutuskan untuk mengajukan kebangkrutan. Dampaknya, Toshiba pun harus menghadapi kejatuhan nuklir dan harus kehilangan lebih dari $6 miliar.
Baca Juga: Tren Pasar Saham Hingga Asuransi Bergerak Positif saat Momen Pemilu
Demi menstabilkan keuangannya, mereka pun menjual sejumlah lini bisnis. Di antaranya yaitu sistem media, ponsel hingga barang elektronik lainnya. Bahkan, Unit chip Toshiba Memory pun juga terpaksa mereka jual.
Dengan kondisi tersebut, Toshiba akhirnya mendapatkan modal sebwsar $5,4 miliar pada tahun 2017. Uang tunai senilai miliaran ini didapatkan dari investor luar negeri. Akibatnya, beberapa pemegang saham mendapatkan suara yang lebih besar untuk bisa menentukan kebijakan dari perusahaan.
Konflik yang terjadi di lingkup internal itu lantas menyebabkan perjalanan perusahaan terhambat. Seiring dengan itu, muncul sebuah opsi untuk memecah Toshiba menjadi sejumlah perusahaan kecil.
Mereka pun memutuskan untuk memilih proposal pembelian yang disepakati dengan Japan Industrial Partners (JIP) pada Juni 2022 lalu. JIP kemudian menguasai sebesar 78,65% saham peeusahaan. Adanya upaya konglomerasi tersebut mendapatkan dukungan dari pemerintah setempat dan menghabiskan biaya hingha sebesar $14 miliar.
Diketahui, Toshiba telah beroperasi di Bursa Saham Tokyo sudah selama 74 tahun terakhir. Saham mereka pun mulai dijual belikan pafa bulan Mei 1949 usai Jepang berupaya dengan keras untuk keluar dari kehancuran usai terdampak Perang Dunia II.
Dihapus Bursa Saham Tokyo Sejak 2023
Melansir dari pemberitaan Reuters, pada Rabu, 20 Desember 2023 lalu, Toshiba secara resmi dihapus dari Bursa Saham Tokyo di hari itu juga. Alasannya yaitu telah terjadi pergolakan dan skandal yang ada di lingkup internal perusahaan.
Hal ini pun berdampak terhadap antusias pembelian saham disertai dengan masa depan Toshiba yang semakin tidak jelas. Masih melansir sumber yang sama, Toshiba pada akhirnya dibeli oleh salah satu investor domestik yang dipimpin Japan Industrial Partners (JIP).
JIP sendiri merupakan sebuah perusahaan ekuitas swasta asal Jepang. Di dalamnya termasuk ada Chubu Electric Power (perusahaan utilitas), Orix (perusahaan jasa keuangan), dan juga Rohm (produsen chip). Menurut kabar yang beredar, Toshiba dijual dengan harga $14 miliar.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari