"Tekanan eksternal turut mendorong penurunan IHSG, sejalan dengan pelemahan bursa regional Asia akibat rilis data properti di China," kata Tim Riset Pilarmas Investindo Indonesia di Jakarta, Jumat.
Data dari Badan Nasional Statistik China menunjukkan House Price Index Januari 2023 mengalami penurunan tahunan sebesar 0,7 persen, dibandingkan dengan penurunan bulan sebelumnya sebesar 0,4 persen. Hal ini dianggap pasar sebagai indikasi bahwa sektor properti di China masih dalam kondisi belum pulih.
Dampaknya, penjualan properti yang menurun dapat berpengaruh pada perekonomian, karena sektor ini merupakan salah satu penopang ekonomi China.
IHSG dibuka melemah dan bertahan di zona negatif sepanjang sesi perdagangan saham. Meskipun demikian, pada sesi kedua, IHSG masih bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sektor teknologi menjadi satu-satunya yang mengalami kenaikan, naik sebesar 0,52 persen. Sementara sepuluh sektor lainnya mengalami penurunan, terutama sektor keuangan yang turun paling dalam sebesar 1,06 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen primer dan sektor transportasi & logistik.
Beberapa saham yang mengalami kenaikan terbesar antara lain SMGA, PTPS, SURI, RAJA, dan VKTR, sementara saham-saham yang mengalami penurunan terbesar adalah WIDI, DOOH, MPIX, BAIK, dan ALII.
Frekuensi perdagangan saham mencapai 1.119.078 kali transaksi, dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,27 miliar lembar saham senilai Rp9,57 triliun.