Suara.com - Harga beras mahal di negara agraris. Miris, namun terjadi, Indonesia yang dulu dikenal sebagai negara dengan jumlah petani yang besar kini mengalami kelangkaan bahan pokok hingga harganya melambung.
Mengacu dari berbagai sumber, kelangkaan yang terjadi ditengarai karena gagal tanam dan gagal panen yang terjadi di berbagai daerah. Meski ada pula kabar miring yang menyebutkan hal ini karena bansos yang dikeluarkan beberapa waktu lalu, namun hal ini tidak terbukti hingga sekarang.
Kpam Harga Beras Turun?
Badan Pangan Nasional, atau Bapanas sebagai salah satu lembaga negara yang bertanggung jawab atas urusan ini menyatakan harga beras akan turun dan ketersediaannya akan kembali normal pada bulan Maret 2024.
Baca Juga: Beras Mendominasi? 5 Makanan Pokok Indonesia Ini Terancam Punah
Jika melihat kalender, tentu hal ini berarti tidak akan lama lagi sebab sekarang ini sudah memasuki akhir bulan Februari 2024.
Pada bulan ketiga ini Bapanas menyatakan kemampuan produksi beras nasional akan mengalami surplus, sehingga harga di pasaran akan kembali normal dan persediaannya kembali mencukupi.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik yang ada saat ini, surplus produksi beras tahun 2024 baru akan terjadi pada bulan Maret 2024, hingga mencapai angka 0,97 ton. Pihak Bapanas akan terus melakukan upaya lain guna mengendalikan harga beras, seperti misalnya menyalurkan beras murah Bulog, melakukan Gerakan Pangan Murah, dan penyaluran bantuan pangan lain.
Ketimpangan Produksi dan Konsumsi
Disampaikan juga oleh pihak Bapanas bahwa pada bulan Januari dan Februari sebenarnya memang terjadi ketimpangan antara produksi dan konsumsi beras secara nasional. Efek yang bisa langsung dirasakan oleh masyarakat jelas adalah kelangkaan beras dan meningkatkan harga beras yang ada di pasar.
Baca Juga: Sawah Menyusut, Harga Beras Mahal
Beberapa daerah yang dikenal sebagai penghasil beras juga dilaporkan gagal panen dan gagal tanam karena kemarau panjang yang terjadi sejak tahun 2023 lalu.
Ketidakpastian cuaca ini membuat jadwal tanam dan panen terganggu sehingga jadi salah satu faktor yang juga harus dipertimbangkan.
Ketimpangan yang terjadi sejauh ini telah disikapi dengan berbagai langkah, seperti penyaluran beras Bulog dan pemberian bantuan pangan beras 10 kg pada sekitar 22 juta keluarga di Indonesia. Diharapkan masyarakat bisa bersabar untuk menunggu sebentar lagi, karena ketika produksi mengalami surplus beras akan mudah ditemukan dan harganya terjangkau.
Kontributor : I Made Rendika Ardian