Punya Potensi hingga Rp180 Triliun, BWI: Gerakan Wakaf Uang Masih Jalan di Tempat

Minggu, 25 Februari 2024 | 07:05 WIB
Punya Potensi hingga Rp180 Triliun, BWI: Gerakan Wakaf Uang Masih Jalan di Tempat
Rakernas dan Workshop Forum Jurnalis Wakaf Indonesia ( Forjukafi) yang berlangsung di Hotel A-One, Jakarta, Sabtu (24/2/2024). (Dok: Ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Wakaf Indonesia (BWI) mencatat, potensi wakaf uang di Indonesia cukup besar mencapai hingga Rp180 triliun per tahun. Kendati demikian, potensi tersebut belum terserap secara maksimal.

Wakil Ketua BWI, Imam Teguh Saptono mengatakan, meski sudah dicanangkan sejak tahun 2010, gerakan wakaf uang masih jalan di tempat. Hingga saat ini, akumulasi wakaf uang baru mencapai Rp2,23 trilun.

"Jumlah tersebut kurang dari 2% dari potensi nasional," tutur Imam dalam dalam Rakernas dan Workshop Forum Jurnalis Wakaf Indonesia ( Forjukafi) yang berlangsung di Hotel A-One, Jakarta, Sabtu (24/2/2024).

Capaian tersebut, lanjut Imam, terpaut jauh dibandingkan dengan Singapore yang mencapai Rp8 triliun. Padahal di Singapore, populasi muslimnya hanya 725 ribu atau 0,35% dari jumlah penduduk muslim di Indonesia.

Baca Juga: Hadirkan Sumur Wakaf, Penduduk Buano Maluku Kini Tak Lagi Minum Air Payau

Menurut Imam, ada sejumlah faktor penyebab mengapa hal itu terjadi. Di antaranya, masih rendahnya literasi wakaf uang di masyarakat untuk kategori pengetahuan yang komprehensif.

“Kebanyakan pemahaman masyarakat masih terbatas pada wakaf tanah atau bangunan seperti masjid. Sementara literasi wakaf uang belum terlalu dipahami. Karenanya ini menjadi tugas jurnalis untuk meyebarkan informasi seluas-luasnya tentang wakaf uang di masyakarat,” ujarnya.

Menurut Imam, peningkatan literasi soal wakaf uang memang memerlukan strategi tersendiri karena berkaitan dengan instrumen keuangan perbankan. Saat ini ada sejumlah instrumen keuangan yang disediakan lembaga keuangan yang berkaitan dengan wakaf. Di antaranya CWLS (Cash Waqf Linked Sukuk Ritel) Ritel, SLW (Sukuk Linked Waqh), atau CLWD (Cash Waqh Linked Deposit).

“Instrumen-instrumen ini, dinilai masih terlalu rumit dipahami oleh masyarakat. Sehingga menjadi salah satu faktor belum maksimalnya penyerapan potensi wakaf uang di Indonesia,” ujar Imam.

Oleh karena itu, Imam mendorong semua pihak termasuk jurnalis untuk berperan serta meningkatkan literasi wakaf uang agar potensi yang diharapkan dapat tercapai. Namun begitu, menurut Iman, secara umum perkembangan wakaf di Indonesia sudah menunjukkan peningkatan kinerja yang sangat baik.

Baca Juga: Dampak Kemarau, Warga dan Anak-Anak di Pandeglang Girang Dapat Bantuan Air Bersih

Imam mencontohkan saat ini luas tanah wakaf yang tercatat di Indonesia mencapai 57.263 Ha yang tersebar 440,512 lokasi. Selanjutnya pada 2023 lembaga wakaf yang tercatat juga meningkat menjadi 407 lembaga dan 44 bank syariah.

“Sedangkan lembaga wakaf BWI saat ini sudah ada di seluruh Indonesia dimana terdiri 1 lembaga BWI Pusat, 24 BWI Provinsi dan 271 BWI Kabupaten kota,” katanya.

Dari sisi regulasi juga demikian, baik pemerintah pusat maupun daerah juga telah mengeluarkan sejmlah regulasi yang mendukung berkembangnya sektor wakaf. Saat ini, sudah ada terbit 31 regulasi di bidang wakaf.

“Bukan hanya itu, setiap tahun ada peningkatan jumlah nazhir bersertifikat. Saat ini jumlah nazhir yang sudah tersertifikasi sebanyak 3.887 orang dari sekitar 400 ribu nazhir,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI