Suara.com - Ribuan orang warga negara Indonesia (WNI) memilih bekerja di Jepang setiap tahun. Data Bank Indonesia menyatakan ada sedikitnya 11.000 tenaga kerja Indonesia di Jepang pada 2021 yang turut menyumbang devisa bagi negara.
Banyaknya pekerja Indonesia yang datang ke Jepang ini cukup beralasan. Pekerja Indonesia memang disukai di Negeri Matahari Terbit tersebut.
Pasalnya, pekerja Indonesia terkenal ramah serta jujur. Orang – orang Indonesia juga dikenal pekerja keras serta lebih sabar. Dengan karakter ini, Di Jepang mayoritas warga Indonesia bekerja sebagai caregiver yang merawat para lansia Jepang.
Besarnya pangsa pasar Pekerja Indonesia di Jepang mendorong pemerintah kedua negara terus melakukan kerja sama bidang ketenagakerjaan. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pernah menyampaikan bahwa Indonesia siap mendukung kebutuhan tenaga kerja di Jepang. Negara Asia Timur itu juga merupakan mitra dagang terbesar ketiga Indonesia dengan total transaksi perdagangan USD 42 miliar atau sekitar Rp644 triliun.
Baca Juga: Aimyon Marigold: Lagu yang Ramah untuk Orang yang Awam tentang Jepang
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia dan Jepang telah lama menjalin kerja sama ketenagakerjaan yang sangat baik, khususnya dalam penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) dan pemagangan ke Jepang. Kedua melakukan 2 program, yaitu Program Indonesia - Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) dan Specified Skilled Worker (SSW).
“Dalam penempatan PMI, kerja sama kedua pemerintah telah terjalin dalam 2 program, yaitu Program Indonesia - Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) dan Specified Skilled Worker (SSW),” kata Menaker, Ida Fauziyah.
Menurutnya, kerja sama dalam program IJEPA telah berjalan hampir 13 tahun. Ia mencatat, 3.080 PMI telah bekerja sebagai Nurse dan Careworker di Jepang, dan 716 orang diantaranya telah berhasil menjadi Registered Nurse dan Certified Careworker di Jepang.
“Kami sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada tenaga kerja Indonesia dan kami berharap, kerja sama penempatan PMI ke Jepang dalam Program IJEPA dapat ditingkatkan, baik dalam penambahan kuota penempatan PMI sebagai Nurse dan Careworker, maupun dalam perluasan sektor penempatan PMI di bawah program IJEPA,” ujarnya.
Ida menambahkan, pemerintah Indonesia juga ingin berkontribusi untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja di Jepang melalui program SSW. Saat ini, Jepang tengah mengalami ageing population dan shortage tenaga kerja, sehingga butuh banyak pekerja migran dari berbagai negara.
Baca Juga: Ulasan Manhole, Film Mendebarkan dengan Plot Twist yang Gokil Abis!
Dalam Program SSW, pemerintah Indonesia mencatat, berdasarkan data dari Kementerian Kehakiman Jepang per 31 Desember 2020, jumlah PMI yang bekerja sebagai SSW sebanyak 1.514 orang, yang mana hanya separuh dari jumlah pekerja migran SSW Vietnam di Jepang.
Jumlah tersebut disebutnya masih jauh dari target Pemerintah Indonesia yang berkeinginan untuk memenuhi 20 persen dari kuota SSW sebanyak 345.000 tenaga kerja dari semua negara. SSW sendiri membuka 14 sektor kerja seperti keperawatan, manufaktur, kontruksi bangunan, dan penerbangan.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni