Suara.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat pemeritah telah menarik utang sebesar Rp 107,6 triliun per Januari 2024. Angka itu baru 16,6 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebesar Rp 648,1 triliun.
"Kita telah melakukan realisasi pembiayaan sebesar Rp107,6 triliun di 2024 ini," ujar Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Februari 2024 yang dikutip dari Antara, Jumat (23/2/2024).
Utang ini, jelas dia, didapat pemerintah dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Menurut Suahasil, dalam penerbitan SBN, pemerintah jika akan melihat dinamika pasar keuangan, sehingga bisa memitigasi risiko.
Baca Juga
Siapkan Uang Lebih! Harga BBM Terancam Naik di Bulan Maret
Baca Juga: Rapel Gaji PNS dengan Kenaikan 8 Persen Segera Cair, Catat Tanggalnya
Dalam penarikan utang ini, Kemenkeu juga menggandeng Bank Indonesia (BI) agar bisa mencari waktu, besaran, hingga instrumen yang tepat.
"Kita juga oportunistik, yaitu mencari kesempatan-kesempatan yang tepat dan secara terukur sesuai dengan target-target di dalam APBN,” ujar dia.
Adapun APBN per Januari 2024 mencatatkan surplus Rp31,3 triliun atau 0,14 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Nilai surplus tersebut diperoleh dari realisasi pendapatan negara yang lebih besar dari belanja negara.
Pendapatan negara ditopang oleh penerimaan perpajakan yang realisasinya tercatat sebesar Rp172,2 triliun, setara 7,5 persen dari target sebesar Rp2.309,9 triliun.
Baca Juga: Prabowo Mau Tinggalkan Sri Mulyani dan Rombak Kemenkeu
Sedangkan realisasi belanja negara tercatat sebesar Rp184,2 triliun, setara 5,5 persen dari APBN sebesar Rp3.325,1 triliun.
Lalu, realisasi transfer ke daerah (TKD) mencapai Rp87,8 triliun atau 10,2 persen terhadap APBN senilai Rp857,6 triliun.
Adapun keseimbangan primer APBN per Januari 2024 tercatat surplus Rp61,4 triliun. Keseimbangan primer adalah selisih dari total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.