Suara.com - Desa Devisa Kakao Jembrana, Bali, yang diwakili oleh Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya (KSS), berhasil meraih Penghargaan Silver Award Cacao of Excellence 2023 di Amsterdam, Belanda, pada 8 Februari 2024. Penghargaan bergengsi ini menjadi pengakuan atas keunggulan dan kualitas biji kakao asli dari Jembrana, Bali.
Penghargaan Cacao of Excellence bertujuan untuk mendorong transformasi dalam sektor kakao dengan mengapresiasi keunggulan, menghubungkan petani dengan pasar, serta mempromosikan inovasi dan standar.
Diselenggarakan oleh Alliance of Bioversity International dan International Center for Tropical Agriculture (CIAT), penghargaan ini bertujuan untuk mendorong industri kakao agar terus berinovasi, menciptakan keunggulan kakao, dan menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan.
Proses penilaian dilakukan oleh tim panelis yang terdiri dari 32 ahli, termasuk pakar pembuat cokelat, evaluasi sensorik, dan ahli biji kakao. Mereka menilai 222 sampel biji kakao dari 52 negara, termasuk Afrika, Samudra Hindia, Asia-Pasifik, Amerika Tengah dan Karibia, serta Amerika Selatan. Setelah melewati proses evaluasi yang ketat, 50 nominasi teratas memenuhi syarat untuk Penghargaan Emas, Perak, dan Perunggu.
Baca Juga: Mitsubishi XForce Rakitan Indonesia Memulai Ekspor Perdana ke Vietnam
Penghargaan ini memberikan visibilitas bagi Desa Devisa Kakao Jembrana, meningkatkan pengetahuan tentang kualitas kakao mereka, serta memperkuat upaya mereka dalam praktik pertanian kakao yang berkelanjutan.
Agung Widiastuti, selaku Pembina Desa Devisa Kakao Jembrana, menyatakan kebanggaannya atas Penghargaan Perak dari Cacao of Excellence. Dia menegaskan bahwa prestasi ini memperkuat komitmen mereka dalam menghasilkan kakao berkualitas tinggi dan berkontribusi pada produksi kakao yang berkelanjutan.
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank, terus mendorong program Desa Devisa untuk membantu para petani kakao agar dapat menembus pasar ekspor global. Sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan, LPEI fokus pada peningkatan kapasitas dan kompetensi pelaku usaha, serta membangun ekosistem ekspor yang solid dan berkelanjutan.
Desa Devisa Kakao Jembrana merupakan desa pertama yang mendapat pendampingan dari LPEI sejak 2012. Para petani kakao di Jembrana mendapat bimbingan dan pelatihan untuk menghasilkan produk kakao berkualitas dan menembus pasar ekspor. Kakao Jembrana telah dikenal dunia sebagai penghasil biji kakao fermentasi terbaik versi Cacao of Excellence 2017.
Biji kakao Jembrana memiliki aroma dan cita rasa yang unik, dengan tekstur yang tidak mudah meleleh, menjadikannya komoditas ekspor unggulan. Keberlanjutan dan inovasi menjadi kunci untuk meningkatkan produksi kakao Jembrana di tengah tingginya permintaan dunia dan terbatasnya pasokan global.
Baca Juga: Jokowi Puji Produk Nasabah PNM Mekaar yang Sudah Ekspor
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia adalah eksportir peringkat 12 dunia untuk komoditas Kakao dan Produk Olahannya, menguasai 2,29% pangsa ekspor dunia tahun 2022 dengan nilai USD55,10 miliar. Harga biji kakao telah mencapai level yang sangat tinggi, mencapai USD5.798 per metrik Ton pada awal Februari 2024, sehingga menunjukkan daya saing yang kuat di pasar global.
"Komoditas kakao dan produk olahannya Indonesia memiliki daya saing yang kompetitif, didorong oleh kualitas cita rasa yang baik dan tekstur yang unik yang sangat dibutuhkan dalam industri pengolahan cokelat, kosmetik, dan farmasi. Koperasi Kerta Semaya Samaniya telah berhasil melakukan ekspor senilai Rp1,5 miliar ke negara tujuan Belgia, Perancis, Italia, dan Jepang pada tahun 2023," kata Market Intelligence & Lead Chief Specialist LPEI, Rini Satriani.