Suara.com - Raksasa sepatu Nike mengumumkan rencana untuk memberhentikan 1.600 karyawannya, atau sekitar 2% dari total tenaga kerjanya.
Keputusan ini diambil di tengah situasi penurunan laba yang dialami perusahaan.
"Ini adalah kenyataan pahit yang tidak bisa kami anggap enteng," kata CEO Nike John Donahoe dalam sebuah memo kepada karyawan dikutip Reuters, Minggu (18/2/2024).
"Langkah ini kami ambil untuk memastikan Nike dapat terus berinovasi dan berkembang di masa depan." tambahnya.
Baca Juga: Cisco Bakal PHK Ribuan Karyawan, Termasuk di Indonesia?
PHK akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dimulai pada 17 Februari 2024 dan akan berdampak pada sekitar 800 karyawan. Tahap kedua akan dilakukan pada akhir kuartal IV 2024 dan akan berdampak pada 800 karyawan lainnya.
Nike mengatakan bahwa karyawan yang terkena PHK akan menerima pesangon dan bantuan untuk mencari pekerjaan baru.
Keputusan Nike untuk melakukan PHK ini mengikuti tren serupa di industri ritel. Beberapa perusahaan lain yang telah melakukan PHK dalam beberapa bulan terakhir termasuk Adidas, Under Armour, dan Gap.
Penurunan laba Nike dipicu oleh beberapa faktor, termasuk:
- Penurunan permintaan global untuk sepatu dan pakaian olahraga.
- Meningkatnya biaya bahan baku dan logistik.
- Persaingan yang semakin ketat dari perusahaan lain.
Nike berharap bahwa PHK ini akan membantu perusahaan untuk menghemat biaya dan kembali ke jalur pertumbuhan.
Baca Juga: Spotify Cuan Gede usai PHK Massal
PHK Nike ini merupakan sinyal bahwa industri ritel sedang mengalami masa yang sulit. Penurunan permintaan global dan meningkatnya biaya bahan baku dan logistik telah memaksa banyak perusahaan untuk melakukan PHK.
Hal ini tentu saja akan memberikan dampak yang negatif terhadap perekonomian global. PHK dapat menyebabkan pengangguran meningkat dan daya beli masyarakat menurun.