Suara.com - Masyarakat penerima bantuan langsung tunai (BLT) mitigas risiko pangan mulai resah. Pasalnya, hingga kini BLT sebesar Rp 600 ribu ini belum cair.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui pencairan BLT memang masih terhambat.
Kendala utama terletak pada proses penganggaran di Kementerian Sosial (Kemensos) dan pemilihan mitra penyaluran.
Baca Juga
Jokowi Sebut Negara Lain Tidak Berikan Bansos Beras Seperti di RI
Baca Juga: Pusingnya Sri Mulyani Gegara Jokowi, Utak-atik Anggaran Demi Bansos
"Penyaluran BLT masih membutuhkan penganggaran di Kemensos dan proses kontrak dengan PT Pos," ujar Airlangga di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (16/2/2024).
Namun, Ketika ditanya mengenai kemungkinan penyaluran BLT Rp 600 ribu dalam pekan ini, Airlangga justru mengalihkan pembicaraan ke hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang sedang dihitung oleh KPU.
"Pekan ini kita tunggu hasil KPU dulu. Jadi kita santai-santai aja dulu," canda Airlangga.
Sebagai informasi, pemerintah berencana memberikan BLT mitigasi risiko pangan senilai Rp 200 ribu per bulan selama tiga bulan (Januari-Maret 2024) dengan target 18,8 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Pencairan BLT dijadwalkan pada Februari 2024 dengan cara dirapel, sehingga total penerimaannya menjadi Rp 600 ribu.
Baca Juga: Menko Airlangga Tepis Omongan Hasto soal Sri Mulyani Bertemu Megawati untuk Bicarakan Isu Mundur
Adapun,total anggaran untuk program ini mencapai Rp 11,25 triliun. Airlangga menjelaskan penyaluran BLT dirapel untuk menghindari momentum atau siklus penyaluran yang terlewat, terutama terkait dengan target sensus kemiskinan ekstrem 0 persen.