Suara.com - Harga beras mahal terjadi di berbagai daerah jelang Pemilu pada 14 Februari besok dan semakin dekatnya bulan Ramadan serta Hari Raya Idul Fitri.
Salah satu daerah yang mengalami kenaikan harga beras adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Disampaikan oleh Disperindag Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, harga beras jenis medium dan prenium masih bertahan tinggi, karena harga di daerah asal komoditas sudah mengalami kenaikan menjelang Pemilu 2024.
"Saat ini stok beras cukup berlimpah, namun harga masih tinggi," kata Kepala Disperindag Provinsi Kepulauan Babel Tarmin AB di Pangkalpinang, Selasa (13/2/2024).
Tarmin melaporkan bahwa berdasarkan pantauan harga beras di berbagai pasar, baik moderen maupun tradisional di Kota Pangkalpinang pada Senin (12/2/2024), harga beras jenis medium dengan merek KTJ, Matahari, dan Sendok masih stabil di Rp16.000 per kilogram, yang merupakan kenaikan dari harga normal sebesar Rp13.000 per kilogram.
Baca Juga: Erick Thohir Pastikan Beras Bulog Cukup Menghadapi Ramadan dan Idul Fitri
Demikian pula, harga beras jenis premium dengan merek Jeruk, RM, dan TR juga tetap di Rp17.000 per kilogram, lebih tinggi dari harga normal sebesar Rp14.500 per kilogram.
Tarmin menyatakan bahwa untuk menekan harga beras ini, pemerintah akan menggelar operasi pasar setelah pemilihan umum tahun ini.
Dia juga mengungkapkan bahwa saat ini stok beras yang tersedia mencapai 8.463 ton yang tersebar di 16 gudang distributor. Diperkirakan akan ada penambahan stok sebanyak 3.450 ton dalam seminggu ke depan, sehingga total stok beras dalam waktu seminggu mendatang mencapai 11.913 ton.
"Dalam minggu ini, penambahan stok beras ini akan tiba dan dibongkar di pelabuhan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir tentang kenaikan harga beras yang lebih tinggi," ujarnya, dikutip dari Antara.
Tarmin menjelaskan bahwa data ketersediaan stok beras hanya dilakukan di gudang distributor, sementara stok beras di pedagang pengecer tidak didata. Oleh karena itu, perkiraan stok beras di masyarakat adalah sekitar 20.000 ton.
Baca Juga: Harga Beras Melonjak di Seluruh Dunia, Erick Thohir: Bukan Cuma di Indonesia
Dia menambahkan bahwa kenaikan harga beras ini disebabkan oleh kenaikan harga beras di daerah asal, yaitu Pulau Jawa dan Sumatera. Sebagai hasilnya, pelaku usaha lokal mengikuti tren kenaikan harga komoditas tersebut.
Terjadi di Daerah Lain
Selain Bangka Belitung, kenaikan harga beras juga terjadi di Lebak, Banten. Saat ini, Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Kabupaten Lebak-Pandeglang Banten sudah mendistribusikan beras SPHP agar harga beras terkendali.
"Kita pekan ini mendistribusikan beras SPHP sebanyak 1.700 ton dan sebelumnya 1.200 ton ke pasar tradisional di daerah itu," kata Kepala Cabang Perum Bulog Divre Lebak-Pandeglang Umar Said, pada hari yang sama.
Beras SPHP menjadi upaya dalam menstabilkan harga beras di pasaran, dimana saat ini harga beras terjadi kenaikan cukup signifikan.
Perum Bulog Lebak-Pandeglang mengajukan permohonan kepada masyarakat untuk tidak menimbulkan kepanikan mengenai lonjakan harga beras di pasar.
Saat ini, menurut pernyataannya, stok beras di gudang layanan Bulog mencapai 4.000 ton dan sudah siap untuk didistribusikan sebagai beras Standar Pangan Harian Primer (SPHP) ke pasar tradisional di wilayah Kabupaten Lebak dan Pandeglang.
Harga jual beras SPHP tersebut adalah 9.950 per kg dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp10.900 per kg.
"Kami berharap dengan distribusi beras SPHP ini, harga pangan di pasar dapat stabil, sehingga kekuatan beli masyarakat, terutama mereka dengan pendapatan rendah, dapat kembali normal," ungkap Umar.
Yani, Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kabupaten Lebak, menjelaskan bahwa saat ini harga beras medium mengalami kenaikan dalam satu minggu terakhir, yang berdampak pada daya beli masyarakat.
Harga beras medium KW 1 yang sebelumnya Rp14.531, kini telah naik menjadi Rp15.277 per kg, sementara beras medium KW 2 dari Rp13.692 menjadi Rp14.231 per kg, dan beras medium KW 3 dijual Rp13.115 dari sebelumnya Rp12.585 per kg.
Oleh karena itu, pihaknya mengungkapkan apresiasi terhadap langkah Perum Bulog Lebak-Pandeglang dalam melakukan distribusi beras SPHP ke pasar tradisional dengan tujuan menstabilkan harga di pasar.
"Kami berharap dengan ketersediaan beras SPHP ini, harga beras dapat kembali stabil dan normal," tambahnya.
Tidak hanya dua daerah di atas, kenaikan harga beras terjadi di berbagai kota/kabupaten seperti Palangka Raya, Gorontalo dan lain sebagainya.