Suara.com - Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS di awal perdagangan Selasa (13/2/2024) pagi ini. Penguatan rupiah ini di tengah investor menunggu dan mencermati pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) 2024.
Pada awal perdagangan Selasa pagi, rupiah dibuka naik lima poin atau 0,03 persen menjadi Rp 15.590 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 15.595 per dolar AS.
"Pasar mungkin juga mengambil sikap wait and see menanyakan hasil hitung cepat pemilu. Sikap ini bisa mendorong pelemahan rupiah terhadap dolar AS," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga
Jelang Pencoblosan, Emak-emak Panik! Beras Langka dan Harga Melonjak
Baca Juga: Sentimen Risk Off Pemilu Reda, Rupiah Kembali Perkasa Terhadap Dolar AS
Pada 14 Februari 2024, akan dilaksanakan pemilu serentak untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden RI, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi dan DPRD kabupaten/kota.
Selain itu, menjelang rilis data inflasi konsumen Amerika Serikat (AS) untuk bulan Januari 2024 nanti malam, rupiah berpotensi bergerak melemah terhadap dolar AS hari ini.
"Data inflasi konsumen ini bisa mengubah ekspektasi pasar soal waktu pemangkasan suku bunga acuan AS tahun ini," jelas dia.
Meski konsensus pasar memperlihatkan ada kenaikan inflasi yang lebih rendah dari sebelumnya, pelaku pasar mewaspadai hasil yang lebih tinggi dari perkiraan.
Bila hasilnya menunjukkan angka yang lebih tinggi, pasar akan berekspektasi pemangkasan akan dilakukan lebih lama lagi dan dolar AS bisa menguat lagi.
Baca Juga: Rugi Triliunan Rupiah, Snapchat PHK 500 Karyawan
Ariston memproyeksikan potensi pelemahan rupiah ke arah Rp15.630 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp15.560 per dolar AS.