Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan merasa murka dengan julukannya dari Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo sebagai 'jenderal mencla-mencle'.
Luhut menegaskan, pastinya ada alasan dirinya mendukung Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden (Pilpres). Salah satunya, karena Luhut dan Prabowo memiliki pandangan yang sama terhadap NKRI.
"Nggak pernah saya mencla-mencle. Dari dulu saya dengan Prabowo memang suka ada perbedaan, tetapi kami satu hal, masalah NKRI ini kami tidak pernah beda," ujarnya Seperti yang dikutip dari Program ROSI yang dilihat di Youtube Kompas TV, Senin (12/2/2024).
Baca Juga
Tom Lembong Bongkar Kegagalan Pemerintahan Jokowi: Kelas Menengah Terancam!
Baca Juga: Acara Wisuda Universitas Pertahanan Dihadiri Menhan, Petugas: Prabowo Sudah di Lokasi
Luhut merasa Yakin, pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran bisa memang dalam satu putaran. Sebab, dari big data yang dimilikinya, Prabowo-Gibran bisa meraih 150 juta suara.
"Karena kami punya big data ini kan grab 150 juta suara ya, percakapan. Kami bikin dari 2014, 2019, itu sangat akurat, bedanya paling nanti dengan quick count mungkin less than one percent," jelas dia.
Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini melanjutkan, dirinya mendukung Prabowo, juga karena dirinya yang masih bagian dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Luhut menilai, bahwa Prabowo bisa melanjutkan gagasan-gagasan yang telah ditelurkan Jokowi.
"Saya tidak mau kalau program ini tidak jalan ke depan. Kalau tidak jalan, dan saya tahu itu bisa tidak jalan kalau tidak dilakukan oleh presiden yang ingin juga sepaham dengan kita, ya kasihan negeri ini," tegas Luhut.
Baca Juga
Tom Lembong Vs Luhut Soal Nikel: Harga Anjlok Bikin Tambang Smelter Bangkrut?
Sebelumnya, Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyindir tiga jenderal purnawirawan TNI yang dinilainya tidak konsisten, gegara menudukung Prabowo di Pilpres.
Ketiga jenderal tersebut diantaranya, Jenderal (purn) Wiranto, Jenderal (purn) Luhut Binsar Pandjaitan, dan Jenderal (purn) Agum Gumelar. Sebelumnya, ketiga jenderal itu pernah menolak Prabowo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.